Liputan6.com, Jakarta - Dalam Islam, simbol-simbol alam sering digunakan untuk menggambarkan karakter dan peran manusia. Ustadz Adi Hidayat (UAH), pendiri Quantum Akhyar Institute, menjelaskan makna laki-laki yang diibaratkan sebagai matahari dan perempuan sebagai rembulan dalam ceramahnya.
“Kalau teman-teman ngaji Surah Yusuf, di sana laki-laki diilustrasikan dengan matahari, dan perempuan dengan rembulan,” ujar UAH membuka pembahasan.
Advertisement
Penjelasan ini dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @Islamissocool. UAH merujuk pada Surat Yusuf ayat 4 untuk menggambarkan konsep ini.
Advertisement
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَٰٓأَبَتِ إِنِّى رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِى سَٰجِدِينَ
Arab-Latin: Iż qāla yụsufu liabīhi yā abati innī raaitu ahada 'asyara kaukabaw wasy-syamsa wal-qamara ra`aituhum lī sājidīn
Artinya: "(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku."
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Penjelasan Surat Yusuf Ayat 4
Surat Yusuf ayat 4 menceritakan mimpi Nabi Yusuf AS yang menjadi pertanda bahwa ia akan menjadi utusan Allah SWT saat dewasa. Dalam mimpi itu, matahari dan bulan melambangkan peran ayah dan ibu.
UAH menjelaskan, “Ayah, aku melihat bulan, matahari, serta sebelas gemintang sujud hormat kepadaku. Jadi, matahari diartikan sebagai laki-laki—suami atau ayah.”
Menurut UAH, matahari memiliki karakter yang kuat dan melindungi. Kehadirannya yang menyengat dapat mengeringkan pakaian, menghapus air mata, dan memberi kehangatan.
“Tipikal suami itu melindungi. Kalau ada yang mengganggu istri, dia harus menyengat dengan kuat. Kalau ada air mata yang mengalir, keringkan itu, jangan sampai larut di bibirnya,” ungkap UAH.
Sebaliknya, rembulan melambangkan perempuan. Cahaya rembulan yang menenangkan menjadi simbol kelembutan, keindahan, dan ketenangan.
“Rembulan itu enak dipandang. Bukan bulannya, tapi cahayanya. Tampil dengan indah, tampil dengan baik, dan menenangkan,” jelas UAH.
Peran laki-laki dan perempuan yang diilustrasikan ini, menurut UAH, mengajarkan keseimbangan dalam rumah tangga. Laki-laki harus menjalankan perannya sebagai pelindung, sementara perempuan memberikan ketenangan bagi keluarga.
Advertisement
Jangan Sampai Istri jadi Matahari dan Suami jadi Rembulan
“Jangan sampai ada istri jadi matahari, suami jadi rembulan. Peran ini tidak boleh tertukar,” tegas UAH.
Ilustrasi ini juga mengajarkan pentingnya saling melengkapi dalam hubungan. Laki-laki dan perempuan memiliki sifat dan tugas yang saling mendukung satu sama lain.
UAH menekankan bahwa pemahaman ini membantu umat Islam memahami hakikat hubungan keluarga yang sesuai dengan ajaran Al-Qur’an.
“Ketika suami menjalankan perannya, dan istri menjalankan perannya, rumah tangga akan terasa harmonis. Seperti matahari dan rembulan yang menghiasi alam,” lanjut UAH.
Dalam penutupnya, UAH mengajak umat untuk merenungkan ayat-ayat Al-Qur’an dan memahami pesan-pesan yang terkandung di dalamnya.
“Al-Qur’an adalah panduan hidup. Setiap ayat memiliki hikmah yang mendalam untuk kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Pembahasan ini menegaskan pentingnya peran laki-laki dan perempuan dalam membangun keluarga yang seimbang. Dengan memahami simbol matahari dan rembulan, diharapkan umat Islam dapat menjalankan perannya dengan sebaik-baiknya.
“Semoga Allah memberikan petunjuk kepada kita untuk selalu menjalankan peran sesuai yang ditetapkan dalam agama,” tutup UAH.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul