Liputan6.com, Jakarta - Meninggal dunia dengan husnul khatimah merupakan harapan bagi seorang muslim. Husnul khatimah merupakan istilah bagi orang yang meninggal dunia dalam keadaan baik yang membawa iman dan Islam sempurna. Kebalikan dari husnul khatimah ialah su'ul khatimah atau akhir yang buruk.
Ulama kharismatik Habib Jindan bin Novel bin Jindan mengingatkan agar umat Islam senantiasa menghindari dan menjauhi hal yang menyebabkan mati dengan su'ul khatimah. Apa saja sebab-sebab mati su’ul khatimah? Simak penjelasan Habib Jindan.
"Hendaknya kamu senantiasa takut mati su'ul khatimah, meninggal su'ul khatimah. Su'ul khatimah itu dia meninggal (dunia) dalam keadaan kemaksiatan, lagi maksiat terus meninggal dalam keadaan demikian, walaupun dia orang yang beriman," kata Habib Jindan bin Novel dikutip dari YouTube Al Fachriyah, Senin (20/1/2025).
Advertisement
Baca Juga
Habib Jindan menambahkan, yang lebih parahnya lagi ialah orang yang semasa hidupnya beriman tapi ia meninggal dunia tanpa membawa iman.
"Disholatin, dimandiin, dikuburin di pemakaman muslimin, tapi besok hari kiamat ngumpulnya bersama kafirin, nggak ada iman, dicabut imannya oleh Allah SWT, wal iyadzu billah (naudzubillah)," ujar Habib Jindan.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Mengurangi Timbangan dan Menipu
Di antara penyebab meninggal su'ul khotimah yang dijelaskan Habib Jindan ialah orang yang mengurangi timbangan dan orang yang menipu kaum muslimin.
"Orang yang suka mencurangi timbangan, biasanya matinya su'ul khotimah kalau dia nggak tobat. Begitu juga orang yang suka menipu muslimin, menipu dalam urusan dunia, apalagi (menipu) dalam urusan agama," tutur Habib Jindan.
Menipu dalam urusan agama ialah seperti memberikan fatwa palsu atau pernyataan palsu. Menurut Habib Jindan, orang yang seperti itu biasanya akhir hidupnya su'ul khatimah.
"Begitu juga yang mendustai para walinya Allah ataupun juga mengingkari wali-walinya Allah tanpa hak, mendustai mereka," ungkap Habib Jindan.
Termasuk yang menjadi penyebab su’ul khatimah kata Habib Jindan adalah orang yang mengaku waliyullah, mengaku menduduki maqomnya (kedudukan) para wali Allah.
Advertisement
Doa agar Ditetapkan Hati dalam Ketaatan
Habib Jindan menyarankan agar senantiasa berdoa kepada Allah, memohon agar selalu ditetapkan hati dalam ketaatan.
"Allahumma yaa muqolibal quluubi wal abshor, tsabbit quluubanaa alaa diinik wa'alaa thoo'atik. Wahai Allah yang membolak balikan hati, tetapkan hati kami didalam agamamu," terang Habib Jindan mengajarkan doanya.
Kemudian Habib Jindan membacakan doa yang tertuang di dalam Al-Qur'an.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةًۚ اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ
Artinya: "Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami berpaling setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami dan anugerahkanlah kepada kami rahmat dari hadirat-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi." (QS Ali Imran : 8)
"Wahai Allah, jangan engkau sesatkan hati kami, jangan engkau palingkan hati kami setelah engkau berikan hidayah kepada kami," jelas Habib Jindan.
Wallahu a’lam.