Top 3 Islami: Doa Ibu Tak Akan Mustajab walau Dilakukan di Dekat Ka'bah untuk Anak Seperti Ini Kata Buya Yahya

Ulasan Buya Yahya mengenai doa ibu yang terhalang dan tak mustajab untuk anak yang durhaka menjadi yang terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Selasa (21/1/2025)

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 22 Jan 2025, 06:30 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2025, 06:30 WIB
UAS dan Buya Yahya
Kolase Ustadz Abdul Somad (UAS) dan KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya. (Istimewa)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Umat beragama meyakini bahwa doa orangtua sangat mustajab. Terkhusus doa ibu.

Akan tetapi, KH Yahya Zainul Maarif (Buya Yahya) memperingatkan doa ibu tak akan mustajab walau dilakukan di bawah Ka'bah, apabila doa itu ditujukan untuk anak durhaka.

Ulasan Buya Yahya mengenai doa ibu yang terhalang dan tak mustajab untuk anak yang durhaka menjadi yang terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Selasa (21/1/2025).

Artikel kedua yang juga menyita perhatian adalah wanti-wanti Buya Yahya supaya imam sholat jangan lama-lama. Kenapa?

Selanjutnya, artikel ketiga terpopuler yaitu kisah wali majdzub asal Kendal, Mbah Musyafa yang mendapat titipan dari Makkah walau tak berangkat haji. 

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:

1. Doa Ibu Tak Akan Terkabul Meskipun Berdoa di Bawah Ka’bah untuk Anak yang Seperti Ini, Kata Buya Yahya

Buya Yahya dan Ustadz Adi Hidayat
Buya Yahya dan Ustadz Adi Hidayat. (YouTube Al Bahjah TV dan Adi Hidayat Official)... Selengkapnya

Sebaik-baik doa ialah doa yang dipanjatkan oleh kedua orang tua kita, terlebih doa yang dipanjatkan oleh seorang ibu untuk anaknya.

Akan tetapi, terdapat keterangan bahwa doa ibu ini menjadi terhalang atau bahkan tidak bakal dikabulkan oleh Allah SWT karena berbagai penyebab.

Bahkan, tatkala seorang ibu berdoa di tempat mustajabah sekalipun, seperti di dekat ka’bah, mustahil terkabul jikalau memiliki anak seperti ini.

Hal ini pernah disampaikan KH Yahya Zainul Ma'arif Zamzuri atau akrab dengan sapaan Buya Yahya dalam sebuah kesempatan ceramahnya.

Selengkapnya baca di sini

2. Jadi Imam Sholat Jangan Lama-Lama, Kenapa? Wanti-Wanti Buya Yahya

Buya Yahya, UAS, dan UAH
Kolase foto Buya Yahya, UAS, dan UAH. (YouTube Al Bahjah TV, Instagram @ustadzabdulsomad_official, YouTube Adi Hidayat Official)... Selengkapnya

Sholat berjamaah memiliki keutamaan yang luar biasa dalam Islam. Namun, menjadi imam sholat memiliki tanggung jawab besar, termasuk memastikan durasi sholat tidak terlalu panjang. Hal ini menjadi perhatian khusus KH Yahya Zainul Ma'arif, atau yang akrab disapa Buya Yahya.

Buya Yahya mengingatkan, seorang imam harus memperhatikan kondisi makmum. "Kalau menjadi imam sholat, jangan terlalu panjang-panjang supaya tidak menjadi fitnah bagi makmum," tegas Buya Yahya. Pernyataan ini dikutip melalui tayangan di kanal YouTube @KajiandakwahIslam-88.

Lebih lanjut, Buya Yahya menjelaskan tentang pentingnya membaca tasbih saat rukuk dan sujud, yang cukup tiga kali. "Subhana rabbiyal adziimi wa bihamdih, tiga kali. Subhana rabbiyal A'la, tiga kali. Jangan lebih dari itu kalau jadi imam," ujar beliau.

Menurutnya, aturan ini bukan tanpa alasan. Saat menjadi imam, seorang pemimpin sholat harus menyesuaikan bacaan dengan kemampuan makmum. Membaca tasbih lebih dari tiga kali dinilai dapat menyebabkan durasi sholat terlalu lama, yang akhirnya malah menjadi fitnah bagi makmum.

Dalam penjelasannya, Buya Yahya juga menyoroti perbedaan antara sholat sendiri dan berjamaah. Ketika sholat sendirian, seorang muslim bebas memperpanjang rukuk atau sujud sesuai keinginannya. Namun, hal ini tidak berlaku saat menjadi imam.

Buya mencontohkan kisah Nabi Muhammad SAW yang pernah mempercepat sholat karena mendengar bayi menangis. Nabi memahami bahwa di antara makmum ada ibu dari bayi tersebut, sehingga beliau mempercepat sholat untuk mempermudah keadaan.

Selengkapnya baca di sini

3. Kisah Wali Majdzub Mbah Musyafa Kendal, Titipan dari Makkah walau Tak Berangkat Haji

Kiai Musyafa
Kiai Musyafa... Selengkapnya

Ulama terkenal, Mbah Musyafa, meninggalkan jejak yang tak terlupakan di Kendal, Jawa Tengah. Wali yang menghabiskan kehidupannya dengan kesederhanaan dan kedekatan dengan Allah SWT ini meninggal dunia pada tahun 1969 di Kaliwungu, sebuah desa di Kendal, Jawa Tengah.

Mbah Musyafa dikenal sebagai pribadi yang sangat sederhana, baik dalam hal pakaian maupun cara bertutur kata. Kehidupannya yang jauh dari gemerlap duniawi mencerminkan karakter seorang wali yang benar-benar mengabdikan dirinya kepada Allah. Mbah Syafa bukan hanya terkenal karena kesederhanaannya, tetapi juga karena kondisinya yang disebut sebagai majdub.

Majdzub adalah istilah untuk seseorang yang sangat mencintai Allah dan dalam keadaan jadzab, yakni kondisi di mana seseorang tiba-tiba ditarik oleh Allah sehingga hijab kesadarannya terbuka. Fenomena ini mengubah cara pandang banyak orang terhadap Mbah Syafa, yang sebelumnya dianggap sebagai orang biasa.

Dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @karomahislam, banyak kejadian luar biasa yang terjadi di sekitar kehidupan Mbah Syafa. Salah satu peristiwa menakjubkan terjadi setelah musim haji, ketika seorang haji datang ke desa Mbah Syafa.

Ia mengaku membawa minuman titipan seseorang dari Makkah untuk diserahkan kepada Mbah Syafa. Padahal, warga sekitar tahu betul bahwa selama musim haji, Mbah Syafa tidak pernah meninggalkan rumahnya.

Peristiwa ini mengguncang keyakinan banyak orang yang sebelumnya hanya melihatnya sebagai orang biasa. Setelah itu, karomah-karomah lain yang menyertainya mulai terungkap.

Sebelum kejadian itu, banyak yang menganggap Mbah Syafa sebagai orang gila. Ia sering terlihat berperilaku di luar kebiasaan manusia pada umumnya. Tindakan-tindakannya yang aneh dan berbeda dari kebanyakan orang menambah anggapan masyarakat bahwa Mbah Syafa adalah sosok yang tidak normal.

Selengkapnya baca di sini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya