Liputan6.com, Cilacap - Tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang luput dari dosa dan kesalahan. Semua manusia pasti pernah melakukan dosa.
Sikap hamba yang baik tatkala memiliki dosa dan kesalahan ialah secepatnya melakukan taubat kepada Allah SWT.
Advertisement
Hanya saja, tidak semua dosa dan kesalahan kita bakal langsung diampuni Allah SWT. Semua itu membutuhkan kesungguhan dari yang bersangkutan untuk menggapai ampunan Allah.
Advertisement
Meski demikian, terdapat ciri atau tanda seseorang yang tobatnya diterima dan kesalahan atau dosanya diampuni Allah SWT.
Baca Juga
Terkait hal di atas, pendakwah yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua I Bidang Majlis Tabligh PP Muhammadiyah, Ustadz Adi Hidayat (UAH) membeberkan salah satu ciri dosa diampuni Allah SWT.
Simak Video Pilihan Ini:
Ciri Dosa Diampuni Allah
UAH menjelaskan, sesuatu yang bisa diamati tatkala dosa atau kesalahan seseorang diampuni Allah SWT. Menurutnya dosa seseorang diampuni antara lain dicirikan dengan perbuatan salahnya tidak dilakukan lagi dan ia berubah menjadii pribadi yang sholeh.
“Jadi ciri orang yang diampuni itu, perbuatan salahnya hilang, sholehnya muncul,” paparnya seperti dikutip dari tayangan YouTube Short@nasihatpendek2023, Selasa (11/01/2025).
UAH mencontohkan saat dosa lisan diampuni, maka terlihat dari sikap seseorang yang ketika berbicara tidak lagi mengatakan hal-hal yang buruk sebagaimana yang pernah ia lakukan.
“Lisan itu kurang baik, bagaimana diampuni dosa lisan? Berubahlah tampilan lisan ini dengan berkata yang baik dan ditinggalkan yang tidak baik yang sebelumnya dilakukan, itu poinnya,” terangnya.
Demikian halnya, saat kita suka makan barang haram dan menginginkan tobat, maka ciri tobatnya diterima di saat kita tidak mau lagi menyentuh perkara yang haram.
“Kita ingin bertobat dari harta yang haram, maka perbuatan yang mengantarkan pada haram jadi hilang yang halal jadi muncul, itu tanda penerimaan tobat di hadapan Allah,”.
Advertisement
Syarat agar Tobat Diterima
Merangkum muslim.or.id, agar taubat seseorang itu diterima, maka dia harus memenuhi tiga hal yaitu:(1) Menyesal, (2) Berhenti dari dosa, dan (3) Bertekad untuk tidak mengulanginya.
Taubat tidaklah ada tanpa didahului oleh penyesalan terhadap dosa yang dikerjakan. Barang siapa yang tidak menyesal maka menunjukkan bahwa ia senang dengan perbuatan tersebut dan menjadi indikasi bahwa ia akan terus menerus melakukannya.
Akankah kita percaya bahwa seseorang itu bertaubat sementara dia dengan ridho masih terus melakukan perbuatan dosa tersebut? Hendaklah ia membangun tekad yang kuat di atas keikhlasan, kesungguhan niat serta tidak main-main.
Bahkan ada sebagian ulama yang menambahkan syarat yang keempat, yaitu tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut. sehingga kapan saja seseorang mengulangi perbuatan dosanya, jelaslah bahwa taubatnya tidak benar. Akan tetapi sebagian besar para ulama tidak mensyaratkan hal ini.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)