Liputan6.com, Jakarta - KH Yahya Zainul Ma'arif, yang akrab disapa Buya Yahya, adalah pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah yang berpusat di Cirebon. Sosok ini dikenal luas melalui ceramah-ceramahnya yang membahas berbagai aspek keislaman, termasuk ibadah sholat tahajud.
Dalam salah satu kajiannya, Buya Yahya menyoroti pentingnya istiqomah dalam beribadah. Banyak orang yang bersemangat melakukan ibadah dalam jumlah besar, tetapi tidak mampu mempertahankannya dalam jangka panjang.
Advertisement
“Bikinlah satu kegiatan yang sifatnya engkau bisa rutin dan istiqomah, sebab yang paling mahal adalah keistiqomahannya itu,” ujar Buya Yahya dikutip dari salah satu video di kanal YouTube @albahjah-tv.
Advertisement
Dalam kesempatan itu, Buya Yahya mengingatkan agar seseorang tidak memaksakan diri untuk melakukan ibadah dalam jumlah besar yang sulit untuk dijaga konsistensinya.
Sebagai contoh, jika seseorang ingin melaksanakan sholat tahajud 500 rakaat dalam satu malam, mungkin itu bisa dilakukan sesekali. Namun, sulit untuk menjadikannya kebiasaan yang terus-menerus.
Sebaliknya, jika membiasakan diri dengan jumlah rakaat yang lebih sedikit, seperti 7 atau 9 rakaat, tetapi dilakukan setiap malam, maka itu jauh lebih baik.
Buya Yahya menegaskan bahwa dalam beribadah, hendaknya seseorang tidak merasa terbebani. Dengan begitu, ibadah tersebut bisa terus dilakukan secara rutin tanpa rasa berat.
"Jangan sampai kita sholat hari ini 500 rakaat, besok tidak tahajudan lagi. Mending 7, atau 9 rakaat tapi rutin," tambahnya.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Awas Bisikan Setan Bisa Begini
Ada banyak orang yang beribadah dalam jumlah besar karena dorongan semangat sesaat. Namun, jika tidak mempertimbangkan kondisi fisik, maka kebiasaan itu sulit dipertahankan dalam jangka panjang.
"Wah, lagi asik ini, asik hari ini sholatnya banyak, berlebihan. Maka tidak akan bisa lama," ujar Buya Yahya.
Keistiqomahan dalam ibadah merupakan karamah yang paling agung yang Allah berikan kepada hamba-Nya. Oleh karena itu, dalam melakukan kebaikan, sebaiknya tidak terjebak dalam pola "mumpung semangat."
Jika ingin meningkatkan jumlah rakaat atau kualitas ibadah, sebaiknya dilakukan secara bertahap agar tubuh dan pikiran tidak merasa terbebani.
Buya Yahya mencontohkan seseorang yang karena semangat hijrah yang tinggi, dalam satu malam langsung sholat 100 rakaat. Namun, keesokan harinya merasa kelelahan, mengantuk di tempat kerja, dan akhirnya meninggalkan sholat malam sama sekali.
Setan kemudian berbisik, mengingatkan betapa capeknya ibadah yang dilakukan kemarin. Hal ini bisa membuat seseorang enggan untuk kembali melaksanakan ibadah tersebut.
Dalam satu riwayat, Nabi Muhammad SAW pernah menegur seseorang yang beribadah secara berlebihan hingga tidak bisa istiqomah.
"Sehingga pernah Nabi menegur seorang, 'Ya Abdullah, he Fulan, jangan kau beribadah seperti Fulan. Dia beribadah banyak hari ini, besok tidak melakukan lagi'," jelas Buya Yahya.
Advertisement
Sebaik-baik Ibadah Seperti Ini
Dari riwayat tersebut, dapat dipahami bahwa sebaik-baik ibadah adalah yang dilakukan secara istiqomah, meskipun dalam jumlah sedikit.
Untuk bisa istiqomah, seseorang harus mengukur kemampuan fisik dan menyesuaikannya dengan kesibukan sehari-hari.
"Istiqomah sedikit-sedikit, istiqomah itu yang dahsyat," kata Buya Yahya. Ibadah yang dilakukan secara konsisten akan jauh lebih bernilai dibandingkan ibadah yang dilakukan secara besar-besaran tetapi hanya sesekali.
Dengan demikian, daripada memaksakan diri melakukan ibadah dalam jumlah besar tetapi tidak rutin, lebih baik menjalankan ibadah yang lebih ringan tetapi istiqomah.
Buya Yahya berharap umat Islam dapat memahami pentingnya keistiqomahan dalam beribadah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak terjebak dalam semangat berlebihan yang justru dapat membuat seseorang merasa berat dan akhirnya meninggalkan ibadah adalah kunci untuk menjaga konsistensi dalam beribadah.
Dengan menjaga istiqomah, seseorang dapat meraih kemuliaan dan karamah dari Allah SWT. Nasihat ini diharapkan bisa menjadi pedoman bagi setiap muslim dalam meningkatkan kualitas ibadahnya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)