Kiai Tidur Terus Semalaman Apa Jelek? Penjelasan Gus Baha Tak Terduga

Tidur atau guyon semalaman yang dilakukan oleh seorang kiai itu secara Ushul Fiqih tidak salah kata Gus Baha

oleh Liputan6.com Diperbarui 11 Feb 2025, 05:30 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2025, 05:30 WIB
Gus Baha (YT Bolo Pusat)
Gus Baha (YT Bolo Pusat)... Selengkapnya

Liputan6.com, Cilacap - Terkadang hati kita kerap dirasuki siat dengki yang menyebabkan kita suka mencibir seseorang sebab tingkah lakunya.

Misalnya saja saat seseorang kerap tidur semalaman atau guyon semalaman. Terlebih jika dia memiliki gelar terhormat seperti kiai atau ustadz, tentunya kita akan mencibirnya. 

Dalam perspektif Ushul Fiqih di mana di dalamnya dituntut untuk berfikir kritis dan mendalam, memberikan penilaian gegabah atas perilaku seseorang ini tidak dapat dibenarkan. 

Oleh sebab itu, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) membeberkan hikmah di balik seseorang tidur semalaman.

 

Promosi 1

Simak Video Pilihan Ini:

Perspektif Ushul Fiqih Belum Tentu Salah

Ilustrasi tidur, bermimpi
Ilustrasi tidur, bermimpi. (Photo by yanalya on Freepik)... Selengkapnya

Menyikapi hal ini, Gus Baha menekankan pentingnya memahami Ushul Fiqih secara mendalam untuk memotret hal-hal yang kelihatannya buruk yang dilakukan oleh seseorang, terlebih dia seorang ulama atau kiai. 

“Coba kalau anda jadi pakar Ushul Fiqih seperti saya, mengkaji betul Ushul Fiqih,” terangnya dikutip dari tayangan YouTube Short @NapNapChanel, Minggu (09/02/2025).

Misalnya seorang kiai atau ustadz tidur semalaman berdasarkan kacamata orang awam, tentu saja buruk. Sebab kebiasaan kiaia itu suka Tahajud dan sholat sunah lainnya.

Tapi tidak demikian halnya jika kita melihat berdasarkan sudut pandang Ushul Fiqih. Orang tidur semalaman tidak bisa dimaknai secara serampangan, yakni meninggalkan hal-hal yang baik. Namun bisa juga dimaknai dengan meninggalkan perkara maksiat yang potensi dilakukan seseorang jika ia tidak tidur. 

“Orang tidur semalaman jangan dibilang meninggalkan Tahajud, Witir dan Qiyamullail,” terangnya.

“Tapi bilang, meninggalkan zina, ghibah dan meninggalkan hal-hal lain yang tergolong maksiat, keren tidak?” sambungnya

 

Guyon sebagai Cara Melawan Keinginan Berbuat Maksiat

Ilustrasi muslimah, Islami, tertawa
Ilustrasi muslimah, Islami, tertawa. (Image by freepik)... Selengkapnya

Selain tidur semalaman, menurut Gus Baha guyon itu merupakan salah satu cara yang bisa kita lupa akan maksiat. Oleh sebab itu, maka jika ada seorang kiai yang suka guyon, bahkan melakukannya semalaman itu jangan buru-buru menilai dengan stigma yang buruk.

Boleh jadi yang dilakukan ini hanya sekadar ingin melupakan keinginan yang kuat untuk berbuat maksiat. Jika guyon dalam kontes ini maka menurutnya ini bosa dibenarkan.

“Kalau kamu tidak ahli Ushul Fiqih, maka bilang, “kiai kok tidur terus, kiai koh guyon semalaman,” ujarnya.

“Kiai juga manusia, maunya juga mau nonton, tapi tidak pantas, akhirnya mengajak santrinya guyon,” sambungnya.

“Mau apel janda juga tidak pantas, melawan nafsu itu berat caranya ya dilupakan dengan guyon,” katanya lagi.

“Mudsah-mudahan Malaikat semua ahli Ushul Fiqih, menganggap seperti itu perlawanan terhadap maksiat,” ujarnya.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya