Liputan6.com, Jakarta - Al-Qur’an adalah kitab suci yang menjadi petunjuk sekaligus pedoman umat Islam. Setiap muslim diperintahkan membaca Al-Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Secara umum, ada banyak keutamaan bagi orang yang suka membaca Al-Qur’an. Salah satunya Al-Qur’an akan menjadi penolong pembacanya di hari kiamat. Berikut hadisnya yang dinukil dari laman Kemenag.
Advertisement
“Dari Abu Amamah ra, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Bacalah Al-Qur'an, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat’.” (HR Muslim)
Advertisement
Baca Juga
Setiap surah dalam Al-Qur’an memiliki keutamaan khusus yang akan diperoleh bagi pembacanya. Salah satu keutamaannya adalah mempercepat terkabulnya doa-doa.
Ulama kharismatik Ustadz Adi Hidayat (UAH) membagikan dua surah dalam Al-Qur’an yang keutamaannya tidak hanya menggugurkan dosa, tapi juga mempercepat terkabulnya hajat. Surah apakah itu? Simak penjelasannya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Ini Surah yang Dimaksud UAH
UAH mengatakan, dua surah dalam Al-Qur’an ini jika dibacakan setiap hurufnya berpotensi menggugurkan dosa sekaligus mengabulkan doa-doa yang dimintakan, sepanjang doa yang dipanjatkan baik untuk urusan dunia dan akhirat.
“Kalau bisa dilakukan, bukan hanya dosa yang digugurkan, tapi setiap hurufnya mempercepat terkabulnya doa kita di hadapan Allah SWT,” kata UAH dikutip dari video ceramah yang diunggah akun Instagram @horeulumamm_, Kamis (20/2/2025).
UAH menambahkan, jika beberapa doa yang dipanjatkannya kurang baik, Allah SWT akan diarahkan kepada yang lebih baik. Misalnya, dunianya baik, tapi akhiratnya tidak, maka Allah yang akan memperbaikinya.
Dua surah yang dimaksud UAH adalah Al-Fatihah dan Al-Baqarah. Dua surah ini dibaca sebelum berdoa, dan Allah SWT akan mengabulkan hajat-hajatnya.
“Tapi Al-Baqarah-nya tidak dari ayat yang pertama, kepanjangan. Cukupkan di ayat 285 sampai ayat 286, dua ayat terakhir, hadisnya shahih,” jelas UAH.
Lihat postingan ini di Instagram
Advertisement
Bacaan Surah Al-Fatihah dan Al-Baqarah Ayat 285-286
Surah Al-Fatihah dan Artinya (Ayat 1-7)
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Arab-latin: Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm.
Artinya: Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Arab-latin: Al-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn.
Artinya: Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Arab-latin: Ar-raḥmānir-raḥīm.
Artinya: Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ
Arab-latin: Māliki yaumid-dīn.
Artinya: Yang menguasai di Hari Pembalasan.
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Arab-latin: Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn.
Artinya: Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.
ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ
Arab-latin: Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm,
Artinya: Tunjukilah kami jalan yang lurus,
صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ
Arab-latin: ṣirāṭallażīna an'amta 'alaihim gairil-magḍụbi 'alaihim wa laḍ-ḍāllīn.
Artinya: (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Surah Al-Baqarah dan Artinya (Ayat 285-286)
اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖۗ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهٖۗ وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ ٢٨٥
Arab latin: âmanar-rasûlu bimâ unzila ilaihi mir rabbihî wal-mu'minûn, kullun âmana billâhi wa malâ'ikatihî wa kutubihî wa rusulih, lâ nufarriqu baina aḫadim mir rusulih, wa qâlû sami‘nâ wa atha‘nâ ghufrânaka rabbanâ wa ilaikal-mashîr.
Artinya: Rasul (Muhammad) beriman pada apa (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang mukmin. Masing-masing beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata,) “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Mereka juga berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, wahai Tuhan kami. Hanya kepada-Mu tempat (kami) kembali.”
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَاۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَاۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَࣖ ٢٨٦
Arab-latin: lâ yukallifullâhu nafsan illâ wus‘ahâ, lahâ mâ kasabat wa ‘alaihâ maktasabat, rabbanâ lâ tu'âkhidznâ in nasînâ au akhtha'nâ, rabbanâ wa lâ taḫmil ‘alainâ ishrang kamâ ḫamaltahû ‘alalladzîna ming qablinâ, rabbanâ wa lâ tuḫammilnâ mâ lâ thâqata lanâ bih, wa‘fu ‘annâ, waghfir lanâ, war-ḫamnâ, anta maulânâ fanshurnâ ‘alal-qaumil-kâfirîn.
Artinya: Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya. Baginya ada sesuatu (pahala) dari (kebajikan) yang diusahakannya dan terhadapnya ada (pula) sesuatu (siksa) atas (kejahatan) yang diperbuatnya.
(Mereka berdoa,) “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami salah. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami. Maka, tolonglah kami dalam menghadapi kaum kafir.”
Wallahu a’lam.
