Liputan6.com, Jakarta - Di banyak masjid, pembacaan niat puasa Ramadhan biasanya dilakukan bersama-sama setelah sholat Tarawih. Hal ini bertujuan untuk membantu jamaah agar tidak lupa berniat.
Lafaz niat yang umum dibaca adalah "Nawaitu shauma ghodin an adā'i fardhi Ramadhāna hadzihis-sanati lillāhi ta’ālā", yang artinya "Aku berniat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban bulan Ramadan tahun ini karena Allah Ta’ala." Dengan pembacaan niat secara berjamaah, diharapkan umat Islam lebih mudah mengingat kewajiban ini sebelum berpuasa.
Advertisement
Namun, masih ada pertanyaan yang kerap muncul di kalangan umat Islam: apakah seseorang yang lupa berniat di malam hari masih boleh niat puasa Ramadhan di siang hari? Mengutip Bincang Syariah, ada penjelasan terkait hal ini yang menjadi rujukan bagi umat Islam.
Advertisement
Salah satu permasalahan yang sering dikeluhkan masyarakat adalah lupa berniat puasa di malam hari. Padahal, niat merupakan syarat sahnya puasa dalam mazhab Syafi’i dan jumhur ulama. Oleh karena itu, bagi mereka yang tidak sempat berniat di malam hari, muncul pertanyaan apakah ada solusi alternatif.
Dalam literatur Islam, ulama mazhab Syafi’i dan mayoritas ulama lainnya menetapkan bahwa niat puasa wajib seperti Ramadan harus dilakukan setiap malam. Hal ini karena setiap hari dalam bulan Ramadan merupakan ibadah tersendiri yang tidak berkaitan dengan hari sebelumnya.
Sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Wahbah Zuhaily dalam kitab Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu halaman 549:
"Jumlah niat sesuai dengan jumlah hari: ini merupakan syarat ulama jumhur, bukan syarat mazhab Maliki. Maka, ulama jumhur mensyaratkan melaksanakan niat di setiap hari bulan Ramadan. Karena puasa setiap hari merupakan ibadah yang tidak berkaitan dengan hari lainnya. Dengan demikian, disyaratkan melakukan niat setiap malam Ramadan."
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Berikut Alternatifnya
Berdasarkan pandangan ini, mereka yang lupa berniat di malam hari maka puasanya dianggap tidak sah. Namun, ada alternatif yang diberikan oleh beberapa ulama untuk berjaga-jaga apabila lupa berniat di malam hari. Salah satunya adalah dengan mengikuti pendapat Imam Malik.
Dalam mazhab Maliki, seseorang boleh berniat sekali di awal Ramadhan untuk satu bulan penuh. Pendapat ini menjadi solusi bagi mereka yang sering lupa berniat di malam hari. Hal ini dijelaskan dalam kitab Hasyiyah Al-Qulyubi Juz 2, halaman 66:
"Disunnahkan berniat puasa pada malam pertama Ramadan, baik niat puasa sebulan penuh atau niat puasa Ramadan secara umum. Hal ini bermanfaat untuk mengikuti pendapat Imam Malik. Jika seseorang lupa berniat pada suatu hari, puasanya tetap sah karena niat di awal bulan sudah cukup untuk seluruh bulan."
Namun, bagaimana jika seseorang tidak berniat di malam hari dan juga tidak mengikuti pendapat mazhab Maliki dengan berniat sebulan penuh? Apakah puasanya tetap bisa sah jika ia berniat di siang hari?
Dalam kitab Fatawa Kubra Juz 5 halaman 371, ada solusi bagi mereka yang benar-benar lupa niat di malam hari, yakni dengan mengikuti pendapat mazhab Hanafi yang memperbolehkan niat di siang hari sebelum waktu Dzuhur.
"Bagi seseorang yang lupa tidak berniat puasa di malam hari, disunnahkan berniat puasa sebelum Dzuhur dengan mengikuti pendapat Imam Abu Hanifah. Maka hendaknya ia berhati-hati terhadap niatnya dengan demikian ia taqlid kepada Imam Abu Hanifah."
Berdasarkan pandangan ini, dalam mazhab Hanafi, seseorang masih diperbolehkan berniat di siang hari, selama belum melakukan sesuatu yang membatalkan puasa. Namun, niat ini harus dilakukan sebelum waktu Dzuhur.
Advertisement
Begini Kesimpulannya
Kesimpulannya, dalam mazhab Syafi’i, niat puasa Ramadan harus dilakukan di malam hari. Jika lupa, maka puasanya dianggap tidak sah. Sebagai alternatif, seseorang bisa mengikuti mazhab Maliki dengan berniat sebulan penuh di awal Ramadan.
Namun, jika tetap lupa berniat di malam hari dan belum makan atau minum di pagi harinya, ada pendapat dari mazhab Hanafi yang memperbolehkan berniat sebelum Dzuhur. Pendapat ini bisa menjadi solusi bagi mereka yang benar-benar terlupa.
Oleh karena itu, bagi umat Islam yang ingin berhati-hati, disarankan untuk berniat puasa setiap malam. Jika ragu, maka berniat sekali untuk satu bulan penuh di awal Ramadan bisa menjadi jalan keluar yang lebih aman.
Dengan memahami berbagai pendapat ulama ini, diharapkan umat Islam tidak perlu khawatir berlebihan jika lupa berniat. Yang terpenting adalah selalu berusaha menjalankan ibadah dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tuntunan syariat.
Selain itu, bagi yang ingin mengikuti pendapat mazhab Hanafi sebagai solusi, penting untuk memastikan bahwa niat dilakukan sebelum masuk waktu Dzuhur. Dengan begitu, puasanya tetap dianggap sah menurut pendapat yang diikuti.
Adapun bagi mereka yang mengikuti mazhab Syafi’i, sebaiknya membiasakan diri berniat setiap malam untuk menghindari masalah di kemudian hari. Hal ini lebih baik daripada harus mencari solusi di tengah hari.
Akhirnya, perbedaan pendapat dalam hal ini menunjukkan keluasan ajaran Islam yang memberikan berbagai opsi dalam menjalankan ibadah. Oleh karena itu, umat Islam bisa memilih pendapat yang paling sesuai dengan kondisi masing-masing.
Dengan memahami fiqih puasa secara mendalam, diharapkan umat Islam dapat lebih tenang dalam menjalankan ibadah Ramadan. Sebab, niat adalah bagian penting dari ibadah yang menentukan sah atau tidaknya puasa seseorang.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
