Kisah Masyarakat Adat se-Nusantara Singgahi Pasar Wigati Magelang

Selama tiga jam peserta Ruwat Nusantara itu menikmati kesejukan dan kedamaian Pasar Wigati sambil menyantap hidangan yang disediakan, dan menikmati pertunjukan seni masyarakat.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Sep 2022, 18:30 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2022, 18:27 WIB
Ruwat Nusantara
Masyarakat adat dan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengunjungi Pasar Wigati di Dusun Kranggan Ringinputih Desa Wringinputih Borobudur Magelang Jawa Tengah, Selasa (13/9/2022).

Liputan6.com, Magelang - Masyarakat adat dan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengunjungi Pasar Wigati di Dusun Kranggan Ringinputih Desa Wringinputih Borobudur Magelang Jawa Tengah, Selasa (13/9/2022). Selama tiga jam peserta Ruwat Nusantara itu menikmati kesejukan dan kedamaian Pasar Wigati sambil menyantap hidangan yang disediakan, dan menikmati pertunjukan seni masyarakat.

Pasar Wigati merupakan pasar budaya rakyat yang dibuka pada waktu tertentu. Lokasinya di tengah dan di bawah rimbunnya rumpun bambu. Di tempat ini  para tamu yang merupakan wakil seluruh Indonesia dijamu makanan tradisional masyarakat dan pentas jatilan.

Ada berbagai pelatihan dan pengenalan pengetahuan, seperti membuat mainan anak dari barang bekas dan bambu, sejumlah jamu tradisional Jawa, serta berbagai sesaji upacara ritual tradisi.

Beberapa tamu tampak riang ikut menari jatilan. Termasuk Sjamsul Hadi, Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Kemendikbud Ristek, yang menari dengan kuda kepang terbuat dari pelepah daun pisang.

Sjamsul Hadi menilai,  Desa Wringinputih Magelang memiliki budaya spiritual cukup kuat. Para masyarakat adat dan penghayat kepercayaan diharapkan bisa belajar bersama.

"Dalam kembali pulih setelah dua tahun hadapi pendemi, kawasan Borobudur menyatu dengan alam. Bahan makanan manfaatkan tanaman. Juga meminimalkan keberadaan plastik. Ini melestarikan kearifan lokal," kata Sjamsul Hadi.

Abah E Suhendri Wijaya, Ketua Adat Kasepuhan Cipta Mulya Banten, berharap silaturahmi dengan mengumpulkan komunitas adat di Borobudur Magelang, terus terjalin demi melestarikan adat tradisi.

"Sebagai ketua adat, adat tradisi budaya kami mempertahankan ketahanan pangan. Tanam padi setahun sekali di ladang dan sawah. Tiap tahun ada acara adat," ujarnya, dalam siaran pers.

Sementara, Marselus Yopos, masyarakat adat Dayak Tae Sanggau Kalimantan Barat, mengaku senang luar biasa biasa ketemu masyarakat adat se-Indonesia.

"Semoga kegiatan ini menambah wawasan," ucapnya.

Salah satu generasi muda Dusun Ringinputih, Aisyah Rahayu Setyaningrum, mengaku bangga dikunjungi para pemangku masyarakat adat dan penghayat kepercayaan seluruh Indonesia.

"Tidak menyangka kedatangan tamu-tamu dari seluruh Indonesia," kata Aisyah.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya