Waspada Kepikunan, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Demensia terjadi ketika otak mengalami penurunan kondisi karena penyakit, seperti Alzheimer, serangan stroke dan trauma kepala.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Nov 2022, 10:33 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2022, 10:28 WIB
Pikun.
Ilustrasi lansia sedang melakukan senam otak dengan sebuah permainan. (Foto: Shutterstock)

Liputan6.com, Yogyakarta - Demensia atau kepikunan menggambarkan serangkaian gejala, yaitu kehilangan memori, kesulitan berpikir dan pemecahan masalah bahkan bahasa. Demensia terjadi ketika otak mengalami penurunan kondisi karena penyakit, seperti Alzheimer, serangan stroke dan trauma kepala.

Menurut Dokter Spesialis Neurologi Siloam Hospital Yogyakarta Lothar Matheus M. V Silalahi, dari banyak tipe demensia, data menunjukkan yang sering ditemukan adalah Alzheimer yang akan berhubungan dengan perubahan genetik dan protein di otak.

“Ada juga tipe lain seperti demensia vaskular yang diakibatkan gangguan pada pembuluh darah otak,” ujarnya,  dalam bincang sehat via live Instagram, Kamis (10/11/2022).

Faktor risiko demensia, antara lain, pertambahan usia, genetik keluarga, pola makan tidak sehat, jarang berolahraga, dan dapat juga karena merokok, dan kecanduan alkohol.  Sementara, faktor risiko dipicu dengan beberapa kondisi seperti depresi, down syndrom, sleep apnea, hipertensi, obesitas maupun diabetes.

“Gejala utama penderita demensia adalah penurunan memori dan perubahan pola pikir yang tampak pada perilaku dan cara bicara, dan cenderung memburuk seiring waktu,” ucapnya.

Penanganan Demensia

Screening dan deteksi dini menjadi penting, karena tindakan medis ataupun pengobatan medis modern belum dapat menjamin kesembuhan atau kembali normal pada penderita demensia. Pada tahap tertentu, penanganan akan dioptimalkan agar tidak memburuk atau bertambah parah.

Pemeriksaan saraf, mental dan yang dikenal dengan tes fungsi luhur akan mengawali tindakan diagnosa dan dilanjutkan pemindaian otak, CT scan, MRI atau PET scan dan tindakan pendukung lainnya. Beberapa terapi khusus dan penting adanya dukungan keluarga dan dukungan lingkungan.

"Diibaratkan sebuah rumah itulah dimensia dan salah satu ruangan di dalamnya adalah alzheimer. Dapat diartikan alzheimer adalah  salah satu tipe demensia paling umum," tuturnya.

Secara berkelanjutan, konsultasi merupakan langkah tepat guna memantau perkembangan dengan penangangan yang ideal. Termasuk menjalankan pola hidup sehat, berolahraga rutin, asupan nutrisi cukup sekaligus melatih otak secara berkala.

Selain itu, mengontrol penyakit penyerta seperti diabetes, kolesterol, hipertensi yang merupakan hal yang dapat dilakukan dalam mencegah keluhan penyakit demensia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya