6 Falsafah Jawa Sebagai Pelajaran Bagi Kehidupan Keluarga

Setiap keluarga memiliki prinsip dan makna untuk menjalani kehidupan berkeluarga yang berbeda-beda.

oleh Aji Pamungkas diperbarui 01 Mar 2023, 22:00 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2023, 22:00 WIB
Keluarga Tetap Menjadi Prioritas Utama
Ilustrasi Keluarga Bahagia Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta Setiap keluarga memiliki prinsip dan makna untuk menjalani kehidupan berkeluarga yang berbeda-beda. Keharmonisan sebuah keluarga menjadi impian semua orang. Namun, dinamika permasalahan di dalam keluarga menjadi bagian realita kehidupan yang harus dijalani.

Keluarga adalah tempat untuk kembali kepada orang-orang yang kita sayangi, tempat berbagi kasih sayang dan perhatian ketika suka maupun duka, dan masih banyak lagi pengertian keluarga bagi setiap orang.

Banyak cara untuk menghangatkan rasa kekeluargaan antara orang tua dan anak, suami dan istri, serta kakak dan adik dengan memberi perhatian kecil, seperti menyapa, menanyakan keadaan, dan lainnya. Pada perjalanan keluarga, setiap langkah yang kita ambil memiliki makna dan kenangan tersendiri bagi individunya.

Pada kebudayaan Jawa memiliki banyak pelajaran moral yang menjadi prinsip dan pembelajaran bagi kehidupan seseorang, dari mulai kelahiran hingga kematian memiliki pelajaran moral yang dapat kita ambil.

Berikut 6 falsafah Jawa sebagai pelajaran bagi kehidupan keluarga.

1. Kacang Manut Lanjaran

Seorang anak akan mengamati, meniru, dan mengikuti perilaku yang diajarkan orang tuanya. Sebab, orang tua sebagai pendidik pertama bagi seorang yang dapat mendidik dan membentuk cara pandang dan karakter bagi anak.

2. Mikul Duwur, Mendem Jero

Perilaku seorang anak menghargai dan menghormati kepada orang tua yang telah memberikan kasih sayang dan mendidik anak sehingga anak secara naluri akan membalas jasanya, salah satunya memaafkan kesalahan orang tuanya.

3. Anak Polah, Bapak Kepradhah

Setiap perilaku anak menjadi tanggung jawab orang tuanya. Hal ini bisa terjadi ketika seorang anak berperilaku kurang baik kepada orang lain maka sebagai orang tua harus menerima resiko dari perilaku anaknya dengan bertanggung jawab dari kesalahan anaknya.

4. Abot Telak Karo Anak

Sebagai orang tua harus menyadari bahwa dirinya memiliki amanah yang besar untuk mendidik dan membesarkan anaknya. Hal ini diperlukan komunikasi yang baik antara anak dan orang tuanya sehingga anak tidak merasakan keegoisan orang tuanya yang terkadang anak menjadi korban kepentingan orang tuanya.

5. Witing mulya jalaran wani rekasa

Keluarga yang mendapatkan kemakmuran dalam banyak hal memiliki prinsip dan pedoman yang kuat. Keluarganya menanamkan  nilai-nilai yang membuat anak turunnya merasakan ujian dan tantangan sehingga nantinya dalam menghadapi suka dan duka, anak turunnya itu siap menghadapinya dengan kebijaksanaan.

6. Emban Cindhe, Emban Siladan

Falsafah ini diperuntukan untuk para orang tua yang tidak membeda-bedakan potensi dan kemampuan anak-anak mereka. Orang tua yang memiliki anak yang lebih dari satu harus pandai-pandai memenuhi kebutuhan dan keinginan pada setiap anaknya yang mereka miliki. Jangan para orang tua merendahkan antara anak-anaknya dan para orang tua mengajarkan diantara anak-anaknya sifat kasih sayang, saling menghormati, dan saling berbagi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya