Liputan6.com, Yogyakarta - Kemajuan teknologi kini benar-benar telah menyentuh berbagai sektor kehidupan. Bahkan dalam dunia medis, pemanfaatan teknologi telah banyak membantu tenaga medis dalam melakukan penanganan terhadap pasien.
Widya Imersif, salah satu perusahaan startup berbasis teknologi IoT yang berfokus pada teknologi dibidang kesehatan berhasil mengembangkan E3D, inovasi yang memungkinkan pencetakan organ dalam pada manusia dalam bentuk 3 dimensi (3D). Hadirnya teknologi ini akan menjadi solusi bagi tenaga medis di rumah sakit dalam melakukan pemeriksaan pada organ dalam pasien seperti jantung, hati hingga tulang.
Saat ditemui beberapa waktu lalu, CEO Widya Imersif Teknologi, Alwy Herfian Satriatama, menjelaskan kehadiran E3D diharapkan bisa semakin mempermudah kinerja tim medis dalam memberikan pertolongan kepada pasien.
Advertisement
Baca Juga
“Inovasi E3D ini kami kembangkan agar dapat mempermudah kinerja tim medis di Indonesia khususnya pemeriksaan organ dalam seperti jantung, tulang hingga janin”, kata Alwy.
Ia juga menjelaskan bahwa dengan inovasi ini nantinya tenaga medis dapat membuat replika organ dalam pasien sesuai dengan kondisi yang sebenarnya sehingga tindakan pemeriksaan akan semakin mudah.
“Tim medis ke depan akan bisa membuat replika organ dalam yang sedang diperiksa seperti kondisi yang sebenarnya. Dengan begitu mereka akan lebih mudah untuk melakukan observasi dan tindakan. Harapannya dengan replika organ ini mampu meningkatkan keberhasilan diagnosis,” ucap Alwy.
Tidak hanya memenuhi kebutuhan observasi, replika organ dalam yang telah dicetak dalam bentuk 3D tersebut juga dapat dipergunakan oleh rumah sakit untuk memberikan penjelasan kepada pasien. Hal yang tak kalah penting dari cetak E3D ini tim medis tidak hanya terbantu dalam observasi saja.
“Mereka juga bisa lebih mudah memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarga dengan menunjukkan replika tersebut”, kata Alwy.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Proses Cetak Replika
Dalam proses percetakan objek, alat yang dikembangkan oleh Widya Imersif ini mengubah file Digital Imaging and Communications in Medicine (DICOM) dari hasil scan Magnetic Resonance Imaging (MRI) yang dilakukan oleh pasien kedalam E3D untuk kemudian dicetak secara 3D menggunakan bahan dasar Polyethylene Terephthalate Glycol (PETG) dan Polylactic Acid (PLA) yang ramah lingkungan.
“Pada proses cetak replika organ dalam, E3D mengubah file DICOM hasil dari scan MRI yang dilakukan oleh pasien untuk kemudian dilakukan pencetakan secara 3D menggunakan bahan yang ramah lingkungan. Sebelum proses ini dilakukan, terlebih dahulu akan dilakukan proses konsultasi untuk memastikan file yang akan dicetak”, tutur Alwy.
Saat ini Widya Imersif terus mendorong kerjasama dengan rumah sakit serta instansi kesehatan di Indonesia sehingga E3D bisa memberikan dukungan dalam proses pemeriksaan pasien. Disamping itu, startup asal Yogyakarta ini juga terbuka untuk menjalin kerjasama dengan sektor pendidikan karena inovasi dibidang kesehatan ni juga bisa menjadi sarana edukasi bagi mahasiswa kedokteran.
Ia akan terus mendorong kerjasama dengan berbagi pihak utamanya rumah sakit yang ada di Indonesia agar semakin memberikan kemudahan bagi tenaga medis dalam melakukan pemeriksaan terhadap pasien.
“Kami juga terbuka jika E3D juga dimanfaatkan sebagai sarana edukasi, untuk itu kami juga akan menjalin kerjasama dengan universitas yang ada di Indonesia,” ucapnya.
Advertisement