Dimaafkan, Orang Tua Korban Kekerasan Guru di Sekolah Surabaya Akan Cabut Laporan

Orang tua korban kekerasan guru di Surabaya mengaku sudah sangat lega ketika mengetahui bahwa yang bersangkutan sudah tidak lagi mengajar di sekolah anaknya

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Feb 2022, 19:00 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2022, 19:00 WIB
Dimaafkan, Orang Tua Korban Kekerasan Guru di Sekolah Surabaya Akan Cabut Laporan
Tangkapan layar video viral guru hantam kepala siswasnya di Surabaya (Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Keluarga MR, siswa korban kekerasan terhadap guru di Surabaya berfikir memaafkan pelaku mengingat kasus tersebut sudah ditangani oleh instansi terkait.

Bahkan, Ali Muhjayin ayah MR meminta maaf kepada Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi karena kasus tersebut menjadi perhatian Nasional. Ali juga mengaku sudah sangat lega ketika mengetahui bahwa JS sudah tidak lagi mengajar di SMPN 49 dan sudah ditarik ke kantor Dinas Pendidikan Surabaya.

Dia mengaku masih mempertimbangkan untuk mencabut laporannya kepada pihak kepolisian. Diketahui, kasus itu sudah ditangani Satreskrim Polrestabes Surabaya.

"Ada kemungkinan. Bahkan besar kemungkinan saya bisa mencabut laporan. Saya masih pertimbangkan, saya perlu shalat istikharah untuk mengambil keputusan," kata Ali, dilansir Antara, Rabu (2/2/2022).

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan akan mengirim dua sepeda ke rumah MR untuk digunakan ke sekolah.

"Pokoknya harus pinter dan berbakti kepada kedua orang, kalian harus lebih sukses dari kedua orang tua kalian, karena itu yang bikin bangga orang tua kalian," katanya.

Pada kesempatan tersebut, Eri sempat menanyakan kondisi ekonomi MR dan keluarga. Sebab, saat ditemui Eri, keluarga MR diketahui tinggal disebuah tempat kos yang sederhana.

Sementara itu, diketahui Ali, ayah dari MR hanya bekerja sebagai tukang sayur keliling. Eri menyebutkan, keluarga Ali masuk dalam kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Namun demikian, Ali menolak ajakan Wali Kota Eri untuk masuk dalam penerima bantuan MBR. Eri mengatakan, penolakan tersebut lantaran sang ayah masih sanggup bekerja keras.

"Kalau dari data belum masuk MBR tapi yang bersangkutan menolak dimasukkan ke data MBR," ujar dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan berikut ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya