Panic Buying jadi Penyebab Langkanya Minyak Goreng Satu Harga di Tulungagung

Kalaupun ada, minyak goreng yang tersedia harganya mahal.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Feb 2022, 23:00 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2022, 23:00 WIB
Minyak Goreng Satu Harga Rp 14.000 per Liter Berlaku
Penjual memperlihatkan minyak goreng kemasan di kiosnya Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Rabu (19/1/2022). Pemerintah resmi mengimplementasikan kebijakan minyak goreng satu harga Rp14.000 per liter untuk semua jenis kemasan mulai hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Tulungagung - Kelangkaan minyak goreng yang terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tulungagung menilai kelangkaan minyak goreng di pasaran disebabkan panic buying yang dilakukan oleh masyarakat. 

 

"Panic buying di masyarakat kita terlalu tinggi. Hal ini yang menyebabkan minyak goreng di pasaran (seperti) menghilang," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Tulungagung Tri Hariadi, Kamis (10/2/2022). 

Ia menduga aksi panic buying melebihi kebutuhan itu didasarkan pada kekhawatiran bahwa harga minyak goreng akan kembali melambung. Untuk itu, begitu ada kebijakan pemerintah yang menetapkan satu harga minyak goreng, yang terjadi warga justru berlomba-lomba untuk membeli sebanyak mungkin.

"Panic buying ini tidak bagus. Akan sangat mempengaruhi distribusi minyak (di pasaran), dari hulu ke hilir," katanya.

Menurut dia, dengan rentang subsidi selama enam bulan ini masyarakat seharusnya tak perlu panik. Sebab pasokan minyak goreng untuk wilayah Tulungagung tetap ada dan normal. Tri berharap masyarakat membeli minyak goreng sesuai dengan kebutuhan.

"Berapapun yang ada kalau masyarakat panic buying ya tidak mencukupi," ucap Tri.

 

FOTO: Kenaikan Harga Minyak Goreng Penyumbang Utama Inflasi
Pedagang mengemas minyak goreng di sebuah pasar di Kota Tangerang, Banten, Selasa (9/11/2011). Bank Indonesia mengatakan penyumbang utama inflasi November 2021 sampai minggu pertama bulan ini yaitu komoditas minyak goreng yang naik 0,04 persen mom. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kondisi berbeda di pasar tradisional. Stok minyak goreng masih ada namun dengan harga lama. Tri berdalih mereka menghabiskan stok lama yang dibeli sebelum dikeluarkan kebijakan satu harga.

"Makanya stok di pasar berkurangnya lambat, tapi di sisi lain (swalayan) habis," katanya.

Pedagang di pasar rata-rata bermodal kecil. Jika menjual di bawah pembelian, kerugian yang diderita cukup banyak, sehingga diberi kesempatan untuk menghabiskan stok lama.

Ia juga menyampaikan pasokan minyak goreng ke Tulungagung dalam sehari mencapai 30 ribu liter. Volume ini dihitung berdasar kebutuhan penduduk.

Namun, di pasaran, termasuk di toko-toko modern, stok minyak goreng selalu kosong. Sediaan minyak goreng kemasan dengan harga normal hanya ada beberapa botol dalam sekali pengiriman yang akan habis dalam hitungan menit, bahkan detik.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya