Liputan6.com, Surabaya - Wisata edukasi menjadi salah satu pilihan bagi anda yang hendak menghabiskan hari libur atau kebetulan sedang melancong ke suatu daerah. Selain berwisata, Anda juga sekaligus menambah wawasan.
Jika Anda sedang berada di Surabaya, tak ada salahnya singgah ke museum-museum yang ada di kota itu. Tak hanya soal sejarah, namun juga ada museum yang bisa menambah pengetahuan soal kesehatan dan olahraga.
Berikut Liputan6.com rangkum 7 museum di Kota Surabaya untuk Anda.
Advertisement
Baca Juga
Musem Olahraga Surabaya
Museum olahraga ini didirikan sebagai penghormatan kepada atlet-atlet Surabaya yang berprestasi mengibarkan bendera merah putih di ajang Internasional.
Dengan total luas bangunan 501 meter persegi, museum ini berada di komplek GOR Pancasila dan lapangan THOR, mempertegas semangat berkompetisi untuk mengharumkan negeri.
Museum Olahraga Surabaya memiliki koleksi medali asli yang disumbangkan oleh atlet-atlet asal Surabaya hingga teknologi AR (Augmented Reality) yang membuat pengunjung bisa berfoto dengan atlet legenda asal Surabaya.
Masuk ke museum ini juga gratis, tapi Anda harus reservasi dulu secara online tiketwisata.surabaya.go.id. Untuk jadwalnya museum ini buka setiap Selasa-Minggu pukul 09.00 WIB hingga 14.00 WIB.
Advertisement
Museum Pendidikan
Museum Pendidikan Surabaya merupakan museum tematik yang didirikan sebagai langkah pelestarian sejarah dan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendukung kegiatan edukasi, riset dan rekreasi di Kota Surabaya.
Destinasi edukasi ini diresmikan oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini pada 25 November 2019. Di sini Anda juga bisa melihat bukti materiil Pendidikan pada masa Pra-Aksara, Masa Klasik, Masa Kolonial dan Masa Kemerdekaan.
Museum Pendidikan berlokasi di Jalan Genteng Kali No 10 Surabaya yang merupakan EX Sekolah Taman siswa, buka mulai dari Selasa-Minggu pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB. Masuk ke museum ini juga gratis, lho.
Museum WR Soepratman
Dibangun pada abad ke-XX, rumah ini ditempati oleh Wage Rudolf Soepratman setelah pindah dari Pemalang ke Surabaya pada 1937.
Tidak sendiri, ia juga tinggal di rumah ini bersama Ny. Rokijem (saudari W. R. Soepratman) beserta keluarga. Rumah sederhana ini memiliki dua kamar utama, dengan satu ruang tamu, satu kamar kecil, dan satu ruangan dapur.
Pengunjung dapat melihat dan menikmati koleksi-koleksi yang berhubungan dengan W. R. Soepratman di rumah ini. Koleksi-koleksi tersebut tersebar di sejumlah ruangan.
Museum ini beralamat di Jl Mangga No 21 Kota Surabaya, buka mulai Selasa-Minggu pukul 09.00 WIB-17.00 WIB.
Advertisement
Rumah Hos Tjokroaminoto
Dibangun pada abad XIX, rumah ini merupakan kediaman dari Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto selama tinggal di Surabaya. Tjokroaminoto adalah ketua salah satu organisasi pergerakan terbesar di Hindia Belanda, Sarekat Islam.
Selain dibuat usaha kos-kosan oleh istrinya, rumah ini sering dipakai Tjokroaminoto mengajar dan berdiskusi dengan para aktivis muda. Beberapa di antara mereka yang pernah tinggal dan menjadi murid Tjokroaminoto di rumah ini adalah Sukarno, Semaoen, Alimin, Musso, Kartosoewirjo.
Ditempat ini juga sekaligus sebagai tempat mondok Presiden Soekarno ketika belajar di HBS Surabaya.Di kemudian hari, para murid Tjokroaminoto ini berjuang untuk bangsanya dengan pemikirannya masing-masing.
Soekarno dengan nasionalisme hingga kemudian menjadi presiden pertama RI. Semaoen, Alimin dan Musso dengan Partai Komunis Indonesia. Sedangkan Kartosoewirjo dengan pemikiran Islam yang radikal.
Dari rumah inilah, kemudian Tjokroaminoto dikenal sebagai Guru para pendiri Bangsa Indonesia. Kini rumah dan bangunan telah menjadi millik/aset Pemerintah Kota Surabaya karena statusnya sebagai Bangunan Cagar Budaya.
Alamat : Jl. Peneleh VII No. 29-31
Open : 09.00-17.00 WIB, Hari Senin Tutup
Tiket : Gratis
Museum Sampoerna
Terletak di Surabaya lama, kompleks bangunan bergaya kolonial Belanda ini dibangun pada tahun 1862 dan saat ini merupakan situs bersejarah yang dilestarikan.
Awalnya digunakan sebagai Panti Asuhan Putra yang dikelola oleh pemerintah Belanda. Kompleks ini dibeli pada tahun 1932 oleh Liem seeng tee pendiri Sampoerna untuk dijadikan pabrik rokok Sampoerna yang pertama.
Sampai saat ini Kompleks ini masih berfungsi sebagai pabrik untuk memproduksi rokok Kretek khas Indonesia auditorium Central saat ini difungsikan sebagai museum dan toko.
Benda-benda yang ditampilkan adalah koleksi beragam item bersejarah dari keluarga Sampoerna dan usahanya seperti vintage Rolls Royce, blus kebaya tradisional yang telah diwariskan melalui beberapa generasi, dan alat-alat yang digunakan untuk memproduksi rokok.
Alamat: Jl. Taman Sampoerna No.6, Pabean Cantian
Open: Setiap Hari / 09.00-19.00 WIB
Tiket: Gratis
Advertisement
Museum Kanker
Museum Kanker Indonesia beralamat di Jalan Kayon no 16-18. Gedung museum menjadi satu dengan klinik pratama milik yayasan kanker wisnu wardhana.
Museum kanker dibuka untuk umum pada tanggal 31 Oktober 2013, dengan tujuan untuk mengajak m asyarakat mengenali kanker, pencegahanya serta bagaimana mengobati kanker.
Koleksi museum berupa organ tubuh yang terserang kanker. Organ-organ tersebut disimpan dalam toples yang berisi cairan formalin. Koleksi organ tubuh yang terkena jaringan kanker ini cukup beragam, mulai kanker payudara, mulut rahim, kanker paru-paru, kanker usus, hingga kanker ginjal pada anak-anak.
Museum Kanker buka dari Senin-Jumat pukul 10.00-16.00 WIB dan Sabtu pukul 10.00-12.00 WIB serta Minggu 10.00-17.00 WIB.
Museum Kesehatan
Koleksi Museum Kesehatan dr.Adhyatma menggambarkan upaya manusia untuk menjaga kesehatan dan berbagai alat yang telah digunakan dalam menyembuhkan penyakit. Museum ini menyimpan rekam jejak sejarah kesehatan yang kental dengan unsur adat dan tradisi.
Museum Kesehatan telah berdiri sejak tahun 1990, tapi baru diresmikan pada tanggal 14 September 2004 oleh Menteri Kesehatan RI, Dr. Achmad Sujudi.
Destinasi : MuseumAlamat : Jl. Indrapura No.17
Open : Senin-Jumat 09.00-15.00 | Sabtu-Minggu 09.00-14.00
Tiket : Rp2.000.
Advertisement
Museum Kapal Selam
Monumen Kapal Selam, atau disingkat Monkasel, adalah sebuah museum kapal selam yang terdapat di Embong Kaliasin, Genteng, Surabaya.
Terletak di pusat kota, monumen ini sebenarnya merupakan kapal selam KRI Pasopati 410, salah satu armada Angkatan Laut Republik Indonesia buatan Uni Soviet tahun 1952. Kapal selam ini pernah dilibatkan dalam Pertempuran Laut Aru untuk membebaskan Irian Barat dari pendudukan Belanda.
Kapal Selam kemudian dibawa ke darat dan dijadikan monumen untuk memperingati keberanian pahlawan Indonesia. Monumen ini berada di Jalan Pemuda, tepat di sebelah Plaza Surabaya.
Selain itu di tempat ini juga terdapat sebuah pemutaran film, di mana ditampilkan proses peperangan yang terjadi di Laut Aru. Jika ingin mengunjungi tempat wisata ini, maka akan ditemani oleh seorang pemandu lokal yang terdapat di sana.
Alamat: Jl. Pemuda No.39, Embong Kaliasin, Genteng
Open: Setiap Hari : 08.00 – 22.00 WIB
Tiket: Rp15.000/orang