Liputan6.com, Jakarta Indonesia masih menghadapi keterbatasan jumlah museum seni, baik yang bersifat publik maupun privat. Padahal, keberadaan museum seni memiliki peran penting dalam menampilkan, merawat, serta melestarikan karya seni, sekaligus mempromosikannya kepada masyarakat.
Museum seni sendiri dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu publik dan privat, dengan perbedaan utama terletak pada kepemilikan koleksi yang dipamerkan. Museum ini umumnya menampilkan berbagai karya seni rupa, seperti lukisan, patung, instalasi, fotografi, hingga seni media lainnya.
Advertisement
Baca Juga
Di tengah tantangan minimnya minat masyarakat untuk mengunjungi museum seni, sejumlah pengelola dan pemilik museum terus berupaya mengembangkan ekosistem seni di Indonesia. Salah satunya adalah Raden Rahmat Bastian, yang tetap optimis dengan membuka Dheye Bastian Museum (DB Museum) di kawasan Pondok Indah, Jakarta.
Advertisement
Museum ini resmi dibuka pada November 2024, dengan menggelar grand opening di Balai Resital Kertanegara, Jakarta, yang turut menghadirkan Jogja Hip Hop Foundation sebagai penampil.
"Masih kurangnya minat masyarakat untuk berkunjung ke museum seni jangan menghalangi niat kita untuk tetap memberi edukasi seni kepada publik. Justru di situ letak tantangan dan kepuasan, jika kita bisa memberikan legacy sekaligus edukasi kepada masyarakat, khususnya anak muda, agar lebih dekat dengan dunia seni," ujar Rahmat saat diwawancarai di Jakarta, Jumat (7/2/2025).
Koleksi Lukisan Keluarga, dari Maestro hingga Seniman Baru
Di DB Museum, Rahmat mempersembahkan koleksi lukisan miliknya serta mendiang kakaknya sebagai media edukasi seni bagi masyarakat. Koleksi yang dipamerkan pun cukup beragam, mencerminkan selera seni yang berbeda-beda dalam keluarganya.
"Lukisan-lukisan yang ada di DB Museum cukup bervariasi, baik dari sisi seniman maupun kategori lukisannya. Meskipun jumlah koleksi kami belum terlalu banyak, namun dari segi kualitas dan keragaman, tidak perlu diragukan karena telah dikumpulkan selama puluhan tahun," jelasnya.
Ia juga menekankan bahwa museum memiliki peran penting dalam memperkenalkan lebih banyak seniman kepada publik. Oleh karena itu, koleksi yang dihadirkan di DB Museum mencakup karya seniman modern dan kontemporer, baik dari Indonesia, Inggris, Amerika, Korea Selatan, hingga China. Beberapa di antaranya merupakan lukisan maestro, sementara lainnya adalah karya seniman baru yang patut mendapat apresiasi.
Sebagai standar pemilihan koleksi, Rahmat menetapkan kriteria bahwa lukisan yang dikurasi di DB Museum harus merupakan karya seniman yang telah berpameran di luar negeri minimal 10 tahun. "Artinya, karya mereka sudah melanglang buana, konsistensi melukisnya teruji, dan sudah dikenal di kalangan pecinta seni global," tambahnya.
Advertisement
Kurasi Ketat dan Keaslian Koleksi
Dalam upaya menjaga kualitas museum, Rahmat juga menggandeng kurator seni ternama, Kuss Indarto, untuk melakukan kurasi terhadap seluruh koleksi yang dipamerkan.
Sebagai seorang pengusaha batu bara sekaligus CEO PT Kalimatera Kotawaringin Rahmat (KKR), ia memastikan bahwa DB Museum berada di bawah naungan Yayasan Dhanapala Indonesia, dengan harapan menjadi pusat rujukan bagi para pecinta seni yang ingin memperdalam wawasan tentang seni lukis modern dan kontemporer.
Selain itu, Rahmat menegaskan bahwa seluruh koleksi di DB Museum merupakan lukisan otentik yang benar-benar milik pribadi. "Semua karya di museum ini asli, bukan barang aspal (asli tapi palsu—Red) dan bukan hasil pinjaman koleksi orang lain yang diakui sebagai milik museum," tegasnya.
Rencana ke Depan: Dewan Kurator dan Buku Seni
Ke depan, Rahmat berencana untuk terus menambah koleksi museum serta membentuk dewan kurator guna memperkuat kualitas pameran di DB Museum.
Selain itu, museum ini juga bekerja sama dengan KKR dan Kuss Indarto dalam penerbitan buku berjudul "Encyclopedia of Visual Art", yang diharapkan dapat menjadi referensi penting bagi pecinta seni rupa.
"Kami ingin DB Museum tidak hanya menjadi tempat pameran, tetapi juga pusat edukasi dan apresiasi seni bagi masyarakat luas," pungkasnya.
Advertisement