Liputan6.com, Makassar Keunggulan alam yang dimiliki Provinsi Sulawesi Selatan akan menjadi garapan baru Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel sebagai destinasi unggulan baru.
Wisata menanam pohon yang kini popular di berbagai negara maju, menjadi contoh yang baik untuk memanfaatkan alam sebagai potensi pariwisata. Ini akan menjadi atraksi wisata bagi orang –orang yang berada di belahan bumi bagian utara, yang tidak memiliki potensi alam seperti wilayah tropis seperti Indonesia, khususnya Sulsel.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel, Jufri Rahman, mengatakan, ide baru untuk memanfaatkan potensi alam Sulsel ini muncul, sebagai respon positif dari keinginan Gubernur Syahrul Yasin Limpo, yang terus memacu dan membuat terobosan baru dari berbagai sektor pembangunan.
Advertisement
“Sektor pariwisata adalah sektor yang paling cepat merespon inovasi- inovasi Pak Gubernur, sehingga pada 3 Mei lalu kami telah melakukan kunjungan ke Kabupaten Maros. Di sana kami melihat dari dekat obyek wisata Rammang- rammang dan sekitarnya. Ini akan dipresentasikan dihadapan Bapak Gubernur,” ungkap Jufri Rahman, Rabu (14/5/2014) di Makassar.
Lanjut, Jufri menegaskan, Tana Toraja sebagai ikon pariwisata Sulsel tidak boleh stagnan pada obyek wisata budaya semata, tetapi harus dinamis menggali potensi-potensi daya tarik wisata baru guna menarik kembali minat para wisatawan.
Jalur transportasi menuju Tana Toraja, kata dia, sebenarnya kaya akan daya tarik baru, baik itu wisata bahari yang tersebar dari Kabupaten Pangkep hingga Parepare. Agrowisata dan ekowisata di Kabupaten Sengkang hingga Enrekang.
“Untuk itu, diperlukan rekayasa dan kreatifitas para stakeholder pariwisata setempat untuk berkreasi menciptakan destinasi baru, untuk men-support Tana Toraja,” katanya.
Jufri menambahkan, Bulukumba menjadi icon Pariwisata Sulsel untuk daerah tujuan wisata bagian selatan. Bulukumba, kata dia, memiliki Pantai Bira dan pembuatan perahu tradisional (Phinisi) di Tana Beru, Kampung Alam dan Budaya di Kajang.
Ini juga ditunjang pengembangan pariwisata maritim yang di motori oleh Kabupaten Kepulauan Selayar, dengan destinasi unggulan bahari Takabonerate yang memiliki keindahan terumbu karang sebagai panorama bawah laut.
Hanya saja, lanjut mantan Kepala Badan Diklat Sulsel ini, destinasi pariwisata yang ada di kedua daerah itu belum cukup dengan membenahi aksesbilitas dan fasilitasnya. Tetapi butuh rancangan perjalanan khusus ke kedua destinasi tersebut.
“Makanya pada 10 Mei kemarin, kami melakukan survei dan evaluasi obyek wisata di Kabupaten Takalar, tepatnya di Pesisir Pantai Laikang, Kecamatan Mangara Bombang. Rencananya, ini akan menjadi lokasi obyek wisata untuk pelaksanaan program pengembangan wisata alam, melalui kegiatan penanaman pohon sebagai upaya pelestrian flora endemic pesisir pantai selatan Sulsel,” terangnya.
Kemudian, dibeberapa spot pantai dimungkinkan untuk budidaya bakau (mangrove), untuk mencegah abrasi laut dan menjadi habitat bagi biota laut dan pantai.
“Di harapkan wisatawan yang berpartisipasi kelak akan kembali datang menyaksikan tumbuh kembang tanaman yang mereka tanam. Untuk itu, diperlukan kesadaran untuk tetap memelihara kelestarian alam lingkungan di lokasi tersebut,” ujar dia.
Sekretaris Disbudpar Sulsel, Syafruddin Rahim menambahkan, habitat lingkungan lainnya di Sulsel juga menjadi fokus pengembangan potensi wisata.
Menurutnya, Sulsel tidak hanya memiliki potensi bahari tapi juga sungai seperti Sungai Sa’dang, ekosistem danau seperti Danau Tempe di Wajo dan Matano-Towoti di Luwu, Taman Nasional Bantimurung –Bulusaraung serta Kawasan Karst di Maros –Pangkep. (Eky Hendrawan/Ars)