Liputan6.com, Jakarta Ananda Sukarlan, pianis handal dengan reputasi internasional ini kerap tampil solo atau terlibat dalam konser simfoni orkestra di seluruh penjuru Eropa.
Pianis yang lahir di Jakarta, 10 Juni 1968 ini mengaku terjun ke dunia musik, khususnya musik klasik secara tak sengaja. Awalnya Ananda mulai tertarik pada musik khususnya piano setelah sering mendengarkan salah seorang kakaknya yang bernama Martani Widjajanti memainkan piano. Kakaknya itulah yang kemudian menjadi guru piano pertama Andy, panggilan Ananda di keluarganya.
"Awalnya cuma main-main piano saja. Kebetulan waktu saya kecil dulu, di rumah ada piano. Lalu kakak saya yang bernama Martani Widjajanti lah yang lanjut mengajarkan saya bermain piano. Dialah yang menjadi guru piano pertama saya," ucap Ananda saat kesempatan wawancara di kantor redaksi Liputan6.com belum lama ini. seperti ditulis Jumat (16/5/2014).
Advertisement
Lambat laun, momentum untuk menjadi seorang pianis pun timbul pada diri Ananda. Saat duduk di bangku SMP keinginan Andy untuk total menjadi pianis semakin kuat.
"Momentum saya untuk total menjadi pianis adalah ketika saya duduk di bangku SMP. Saat itu saya sudah membulatkan diri untuk menjadi pianis dan tidak melirik alat musik lainnya. Hanya fokus kepada piano," ucap Ananda.
Untuk menambah referensi serta wawasannya dalam di dunia musik klasik, khususnya piano, Ananda kerap menonton konser piano klasik yang kerap digelar di Eramuis Huis, Taman Ismail Marzuki dan hotel-hotel berbintang lainnya.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di SMA Kolese Kanisius Jakarta, Ananda lantas mendapat beasiswa sekolah musik di University of Harford, Connecticut, Amerika Serikat, untuk satu semester. Beasiswa itu ia perolehnya dari Piano Petrof, sebuah lembaga yang memberikan beasiswa untuk anak-anak berbakat.
Selesai menyelesaikan beasiswanya di Amerika Serikat, ia kemudian melanjutkan menuntut ilmu ke Den Haag, Belanda. Di tempat terakhir ini lah ia meraih master dengan predikat summa cum laude. Kesempatan bersekolah di Eropa ini kemudian dipakainya untuk mengikuti berbagai kompetisi piano internasional.
Pianis kebanggaan Indonesia yang menetap di Spanyol dan telah menikahi wanita Spanyol bernama Raquel Gomez. Keduanya telah dikaruniai seorang putri bernama Alicia.
Lebih lanjut, ia mempunyai harapan agar para musisi klasik, terlebih para pianis dari Indonesia dapat membawa identitas musik Indonesia ke kancah musik internasional.
"Kebanyakan para pianis Indonesia lebih bangga memainkan karya dari Beethoven, Mozart. Apa bedanya dengan mendengarkan karya Beethoven yang asli? Saya ingin para pianis dari Indonesia dapat membawa identitas musik tradisional Indonesia, sehingga di mata dunia, musik Indonesia khususnya musik tradisional dapat semakin dikenal dan mendunia. Sehingga musisi dari Indonesia dapat mempunyai warna dan karakter," ucap Ananda. (Ars/Igw)
Â
Â