Pemkot Palu Siap Kembangkan Kerajinan Batu Akik

Pemkot Palu siap kembangkan kerajinan batu akik guna pengembangan ekonomi kreatif masyarakat lokal setempat.

oleh Dio Pratama diperbarui 31 Mar 2015, 15:35 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2015, 15:35 WIB
Batu Akik
Tak hanya batu cincin, beragam bongkahan batu yang berasal dari belahan bumi Khatulistiwa akan dipamerkan di Pameran Batu Pontianak

Liputan6.com, Palu Seiring pesatnya perkembangan tren batu akik di sejumlah daerah di Tanah Air, tidak membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, Sulawesi Tengah, tutup mata. Nyatanya, pemerintah setempat sudah memiliki agenda khusus untuk mengembangkan kerajinan batu akik sebagai salah satu bagian dari pengentasan kemiskinan dan pengembangan ekonomi kreatif masyarakat di daerah itu.

Pemkot Palu ke depan berencana akan merangkul seluruh pengrajin dan pedagang untuk disatukan ke sebuah tempat yang rencananya akan diberi nama pasar sentral batu akik.

Selain itu, pemerintah juga akan merangkul seluruh warga yang dianggap belum memiliki pekerjaan untuk dibukakan lapangan kerja baru sebagai pengrajin atau pedagang batu akik dan perlengkapannya.

"Untuk tempat, kami sudah siapkan khusus dan itu lokasinya di Pasar Bambaru yang saat ini gedungnya tidak lagi difungsikan dengan baik. Makanya, dengan adanya kesempatan ini, pasar tersebut akan kami jadikan pasar sentral batu akik," kata Wali Kota Palu Rusdi Mastura di Palu, Selasa (31/3/2015).

Dia mengaku, untuk merealisaikan itu pihaknya bersama instansi terkait akan memberikan dana khusus. "Untuk anggarannya kami juga sudah siapkan. Nantinya dana itu diperuntukan untuk kebutuhan pembelian peralatan dan lain-lainnya, termasuk untuk dana merehab gedung pasar tersebut," jelas Rusdi.

Di dalam pasar itu nantinya, tidak hanya menerima batu akik asal daerah luar yang dikerjakan oleh para pengrajin dan diperdagangkan oleh para pedagang.

Melainkan, ke depan jika pasar tersebut sudah benar-benar difungsikan, pemerintah akan mengembangkan batu akik lokal Palu dan pada umumnya batu akik lokal Sulteng.

"Batu akik di Sulteng, cukup berpotensi untuk dikembangkan. Untuk itu dengan adanya pasar tersebut bersama pengrajain dan pedagang akan mengembangkan itu hingga ke pasar luar. Apa lagi, sudah ada komunitas khusus batu akik terbentuk yang akan mendampingi mereka," imbuh Rusdi.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Palu Andi Mulhanan Tombolotutu menambahkan, pemerintah tidak akan main-main sekaitan pengembangan batu akik lokal Palu.

Bahkan, melalui wadah komunitas batu akik yang tergabung dalam Tadulako Gemstone yang telah terbentuk di daerah itu, pihaknya akan bekerjasama.

"Kami akan utus pengrajin melalui Tadulako Gemstone study banding ke luar daerah. Supaya para pengrajin juga bisa tahu, apa-apa saja yang dilakukan para pengrajin luar, seperti di Halmahera dan Martapura sehingga bisa menghasilkan produksi batu akik yang mempunyai harga jual tinggi," katanya.

Selain studi banding tersebut, pemerintah juga akan memberikan fasilitas yang menunjang kerja-kerja para pengrajin, seperti alat pemotong batu, penggosok batu, dan peralatan yang sangat menunjang lainnya untuk pengembangan hasil produksi.

"Jadi batu akik lokal kita tidak hanya dikembangkan sebagai permata cincin dan liontin kalung. Melainkan dikembangkan lagi produksinya hingga pengrajin bisa membuat semacam gelang, giwang, dan lainnya. Termasuk pula bisa memproduksi cendramata daerah yang bahan dasarnya dari batu akik lokal Palu," jelas Andi.

Pemerintah sendiri, tidak hanya mengharapkan pasar tersebut sebagai sentral batu akik. Melainkan juga, pemerintah berharap pasar itu bisa dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata baru di dalam kota bagi wisatawan dalam dan luar negeri yang berkunjung ke Palu.

"Kalau sudah digunakan, pasti pasar itu juga akan kami promosikan sebagai tempat wisata batu akik agar tamu-tamu yang datang bisa kita arahkan untuk berkunjung," tandas Andi. (Dio Pratama/Ars)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya