Cicipi Kopi Nusantara di Kontes Kopi Specialty Indonesia

Dipilihnya Banyuwangi sebagai tuan rumah KKSI bukan tanpa sebab, daerah ini telah lama menjadi penghasil biji kopi unggulan di Indonesia.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 20 Okt 2015, 13:00 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2015, 13:00 WIB
Ilustrasi Biji Kopi
Biji Kopi

Liputan6.com, Jakarta Indonesia telah lama menjadi salah satu negara penghasil biji kopi terbaik di dunia. Dari Aceh hingga Papua, kopi nusantara yang tersebar memiliki cita rasa dan ciri khasnya masing-masing, tak terkecuali Banyuwangi. Dipilihnya Kabupaten Banyuwangi sebagai tuan rumah Kontes Kopi Specialty Indonesia (KKSI) ke-7 turut menegaskan, daerah ini patut diperhitungkan sebagai salah satu penghasil biji kopi di Indonesia.

KKSI merupakan ajang yang mempertemukan masyarakat kopi nusantara, baik petani, produsen, hingga pecinta kopi itu sendiri. Ajang yang kerap digelar tiap tahun ini diselenggarakan atas dukungan dari Asosiasi eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI).

Kontes tahun ini yang diselenggarakan di Pendopo Kantor Bupati Banyuwangi, Jawa Timur, Senin 19 Oktober 2015, diikuti oleh 137 sampel kopi yang dikirim dari petani dan perkebunan yang ada di seluruh Indonesia. Jumlah itu terdiri dari 76 sampel kopi arabica dan 61 sampel kopi robusta.

Hasil seleksi yang telah dilakukan panitia KKSI telah menjaring 20 sampel kopi terbaik dari jenis robusta dan arabica. Untuk proses penilaian, dewan juri menggunakan tiga kriteria, yaitu penampilan, rasa, dan aroma.

Sementara itu, di jajaran dewan juri sendiri terdapat nama-nama yang sudah profesional di bidang industri kopi, baik dari dalam maupun luar negeri, dua di antaranya merupakan importir kopi asal Jerman dan Belanda.

Menurut informasi yang diterima tim Liputan6.com, Selasa (20/10/2015), Pranoto Soenarto, Ketua Panitia KKSI mengatakan, “Kontes kopi ini bertujuan untuk mendorong lahirnya kopi-kopi di Indonesia yang memiliki kekhasan citarasa dan keunggulan karakteristik. Agar nantinya bisa meningkatkan mutu dan harga kopi. Kita juga ingin meningkatkan citra kopi Indonesia di mata internasional.”

Sementara itu, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas menyambut baik digelarnya kontes kopi nasional di Banyunwangi. Mengingat hal tersebut dianggap sejalan dengan upaya Pemkab Banyuwangi, yang terus mendorong eksistensi kopi sebagai salah satu identitas Banyuwangi. “Kami bangga kontes ini diadakan di Banyuwangi. Ini akan merangsang petani kopi di Banyuwangi untuk ikut menciptakan kopi terbaik,” ungkap Bupati Anas.

Data berbicara, Indonesia saat ini menempati posisi ketiga sebagai produsen kopi terbesar di dunia setelah Brazil dan Vietnam. Namun demikian, kopi Indonesia dianggap memiliki keunggulan kualitas di banding dengan kopi dari negara lain. Banyuwangi sendiri mampu memproduksi 9.000 ton kopi per tahun. Kopi tersebut 90% berjenis robusta dan 10% arabica.

Banyuwangi telah menjadikan kopi sebagai bagian dari pengembangan pariwisata daerah. Bahkan kopi telah menjadi oleh-oleh khas yang banyak dicari wisatawan. “Pariwisata kami kembangkan selaras dengan potensi lokal, ini juga akan merangsang geliat ekonomi petani dan perajin kopi lokal,” kata Bupati Anas kemudian. (Ibo)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya