Alasan Mengapa Sushi Tak Sesehat yang Dibayangkan

Berikut ini beberapa alasan mengapa sushi tak sesehat seperti yang dibayangkan.

oleh Firman Fernando Silaban diperbarui 03 Des 2015, 18:00 WIB
Diterbitkan 03 Des 2015, 18:00 WIB
Sushi
Foto: InsSyle.com

Liputan6.com, Jakarta Memang benar anggapan bahwa masakan Jepang adalah panganan paling sehat di dunia dengan salah satu hidangan populernya, sushi. Sushi digambarkan sebagai salah satu makanan yang sehat dan membawa dampak positif pada tubuh.

Namun, dengan kepopuleritasannya, Sushi sudah mengarah "kebarat-baratan" karena menyesuaikan lidah dan selera penduduk di benua tersebut, seperti menambahkan krim keju agar lebih lezat. Belum lagi kini, sushi diproduksi dan dijual secara massal di supermarket.

Seperti dilansir Lifehack pada Selasa (1/12), ekspetasi Anda dengan kata "sehat" pada sushi harus dikaji ulang oleh karena kalori yang terkandung didalamnya. Liputan6.com merangkum beberapa alasan mengapa sushi sudah tidak se-sehat yang kita bayangkan.

1. Beban kalori dan Karbohidrat Sushi
Jika Anda berpikir bahwa dengan mengonsumsi sushi dapat membantu program penurunan berat badan, maka coba pikirkan kembali. Pasalnya, satu sushi roll mengandung 300-350 kalori dan kemasan tersebut berisi 2-3 gulungan, sehingga kalau ditotal berisi 1.050 kalori. Angka tersebut jelas bukan jumlah kalori yang Anda inginkan. 

Namun, jika Anda mengonsumsi jumlah kalori yang sesusai, hal tersebut bisa jadi kunci untuk diet sehat.

2. Sushi memiliki sangat sedikit protein
Anggapan bahwa sushi kaya akan protein karena banyak melibatkan ikan adalah pandangan yang keliru. Sebagian besar orang percaya bahwa mengonsumsi sushi dua porsi atau lebih dalam sehari akan memberikan asupan protein yang cukup. Namun nyatanya, kandungan protein yang terdapat dalam sushi sedikit.

Menurut ahli gizi dari Seafish.org mengatakan bahwa untuk mendapat asupan protein yang cukup dalam sehari, seseorang harus mengonsumsi paling tidak 56 sushi. Jadi, jika Anda makan sushi sebanyak itu baru bisa mendapat protein yang diinginkan.

3. Sushi mungkin mengandung merkuri
Ancaman terburuk yang terkandung dalam ikan adalah ada kontaminasi dari merkuri. Merkuri sendiri memberikan dampak yang berbahaya jika terkonsumsi berupa racun yang mempengaruhi sistem endokrin dan sistem saraf.

Tuna adalah salah satu contoh ikan dengan memiliki konsentrasi tinggi merkuri yang paling umum digunakan sebagai bahan dasar membuat sushi. Keracunan merkuri dapat mengakibatkan beberapa hal, seperti gangguan penglihatan, kesemutan, kurangnya koordinasi tubuh, kesulitan berbicara, dan otot lemah.

4. Sushi memiliki rasa terlalu asin
Selain itu, rasa asin pada sushi ternyata mengandung natrium yang tinggi. Paling tidak, satu kotak sushi mengandung 4,5 gram garam dan hampir mendekati asupan garam harian, yaitu enam gram. Jadi, jika Anda juga mencelupkan sushi Anda di kecap asin yang merupakan cara tradisional untuk memakannya Anda seperti sedang berada dilaut dengan konsentrasi garam tinggi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya