Liputan6.com, Jakarta Empat orang terbalut kain putih keluar dari kerumunan masyarakat yang sedang duduk-duduk santai di Taman Suropati. Salah seorang dari mereka membawa sapu, menyapu tiap kotoran di hadapannya. Ke-empat orang tersebut berjalan ke suatu kain putih yang membentang, mereka laku merobek dan masuk ke dalamnya, masuk ke dunia yang baru.
Itulah gambaran teatrikal yang dipentaskan Kelompok Sejinah Seniman Solo dalam sebuah diskusi publik bertajuk "Banyak Adalah Kumpulan dari Sedikit", yang diselenggarakan oleh Forum Balekambang dan Relawan Jokowi di Taman Suropati, Jakarta, Rabu (23/12/2015).
Azis, salah seorang dari Kelompok Sejinah Seniman Solo menuturkan, "Teatrikal tadi itu mengusung makna untuk mewujudkan revolusi mental seperti apa yang telah diusung Pak Jokowi, kita harus mulai dari dalam diri kita sendiri. Nggak mungkin cuma mengandalkan Jokowi galau rakyatnya sendiri tidak mau untuk mewujudkannya."
Advertisement
Baca Juga
Selain menampilkan teatrikal, kelompok Sejinah Seniman Solo juga memamerkan hasil karya instalasi seninya yang dinamakan dengan Kiblat Papat Limo Pancer. "Kiblat Papat Limo Pancer itu bentuknya piramid, ada empat sisi yang menyimbolkan empat nafsu manusia yang harus dikendalikan, tanpa menghilangkannya. Tiap sisinya ada duri-duri, yaitu rintangan yang harus dihadapi kala mengendalikan nafsu," ungkap Azis kemudian.
Sementara itu, Arif Budimanta, Pokja Revolusi Mental dalam diskusi menuturkan, "Revolusi Mental itu memang harus dari individu, kelompok, kelompok profesi, dan harus dibangun bersama-sama. Yang dibangun adalah mindset, pola pikir, pengetahuan, yang kemudian mendorong pada tindakan."