Liputan6.com, Jakarta Indra tubuh yang paling penting bagi seorang seniman, terutama bagi pelukis, adalah indra penglihatan. Pelukis mengandalkan mata dan tangan untuk membuat lukisan yang indah. Pernahkah Anda membayangkan bagaimana seseorang yang buta bisa menciptakan lukisan?
Baca Juga
Seorang seniman asal Amerika yang bernama John Bramblitt mulai kehilangan penglihatannya saat ia masih berusia 8 tahun. Ia akhirnya benar-benar buta karena penyakit epilepsi di usia 30-an. Kini John tak dapat melihat bayangan atau bentuk, namun memiliki persepsi cahaya.
Sempat depresi, John menuangkan kegalauannya dengan menggambar. Ia mengembangkan gaya sendiri dengan memadukan warna-warna dari cat minyak dengan menggunakan sentuhan jarinya dan mengandalkan tekstur untuk membentuk berbagai rupa di atas kanvas. , tahun 2001 adalah titik penting dalam karir John sebagai pelukis. Dilansir dari situs Brightside pada hari Jumat (15/4/2016), berikut karya John Bramblitt yang mengagumkan.
Advertisement
Â
"Ketika saya pertama kali mulai melukis sejak menjadi buta, saya tidak pernah berpikir mampu membuat gambar dengan akurasi dan kompleksitas yang sama saat seperti saya masih melihat," John mengungkapkan.
Â
Â
"Saya mulai melukis setahun setelah menjadi buta," John bercerita. "Saya mensubstitusi kemampuan melihat saya dengan kemampuan menyentuh dan merasakan tekstur,"
Semua botol cat di studio John dapat dikenali dengan huruf Braille dan ia menggunakan resep dalam mencampur warna. John menghitung porsi-porsi yang berbeda untuk menciptakan warna tertentu. Sama seperti resep untuk membuat kue, jika Anda memakai bahan-bahan dan proporsi yang tepat, hasilnya akan selalu sama.
Di pameran lukisannya yang pertama, John tidak mengatakan ke orang-orang bahwa ia buta. Bukan karena ia malu, namun ia tak ingin kondisinya memengaruhi penilaian orang terhadap lukisannya. Kebutaan dapat mengakhiri karir seorang pelukis, namun tidak bagi John Bramblitt. Kehilangan penglihatan justru membuatnya mengeluarkan bakatnya yang luar biasa.