Liputan6.com, Jakarta Sederet prestasi telah diraih oleh pendiri brand kecantikan Mustika Ratu, Mooryati Sudibyo. Kini usianya memasuki 11 dasawarsa. Sudah tiba waktunya ia mengabadikan kisah kehidupannya dalam sebuah buku. Buku berjudul Menerobos Tradisi Memasuki Dunia Baru, The Untold Story, merupakan saksi kehidupan, perjalanan bisnis serta perjuangannya menjadi seperti saat ini.
Baca Juga
Tepat pada usianya yang ke 88 tahun dan bertepatan dengan hari Kartini, wanita yang pernah menjabat sebagai Wakil II MPR Periode 2004-2009 ini ingin menginspirasi masyarakat muda untuk berjuang melalui bukunya.
Advertisement
"Saya ingin nantinya buku ini bisa menjadi warisan yang bisa diturunkan ke anak, cucu dan cicit saya kelak," ungkap perempuan yang akrab disapa Ibu Moor ini.
Peluncuran buku Otobiografi dari ini diselenggarakan di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Kamis (21/4/2016). Pendiri PT Mustika Ratu dan Yayasan Putri Indonesia ini ingin menyampaikan sejarah hidup yang selama ini belum pernah ia kemukakan, bahkan kepada orang-orang terdekatnya. Mulai dari pengalaman masa kecilnya di keraton dengan segala aturan sebagai Puteri Keraton hingga keputusan terbesar dalam hidupnya untuk berbisnis.
Dalam buku ini Mooryati bercerita tentang berbagai terobosan yang dilakukannya. Ibu 4 orang anak ini mengenyam pendidikan meski sebagai Puteri Keraton tidak seharusnya ia melakukannya. Kemudian ia juga memilih menikah dengan pria biasa yang tidak berasal dari keluarga keraton.
Dirinya bahkan memasuki dunia politik dengan terpilih sebagai anggota DPD dan berkiprah di Majelis Permusyawaratan Rakyat, dan banyak terobosan lainnya yang diraih dengan perjuangan yang berat. Meyakinkan keluarga dan orang terdekatnya hingga membuktikan kepada mereka saat sekarang apa yang ia pilih membuahkan hasil.
"Saya melakukan terobosan yang orang lain seperti saya tidak bisa melakukannya. Saya melakukannya dengan niat. Saya menerobos bukan berarti saya melanggar aturan, tradisi tetap sebuah aturan yang benar, namun saya hanya ingin merefleksikan diri saya lebih baik," tambahnya.
Otobiografi ini melengkapi empat buku sebelumnya yang telah digarap oleh Ibu Mooryati Sudibyo. Pertama berjudul Seni Ngadi Saliro dan Ngadi Busono pada tahun 1978. Kemudian ia juga menulis buku berjudul Alam Sumber Kesehatan di tahun 1998 yang menurutnya adalah sebuah ensiklopedia jamu-jamuan. Serta buku-buku berjudul Pengantin Indonesia, Busana Keraton Surakarta Hadiningrat dan Transforming Woman's Voices.