Indonesia Punya Potensi Besar di Sektor Ekowisata

Bagi Menteri Pariwisata Arief Yahya, konservasi harus memiliki dua makna, yaitu cultural value dan financial value.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 17 Mei 2016, 07:30 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2016, 07:30 WIB
ekowisata
Menteri Arief Yahya saat memberikan sambutan dalam peresmian Plataran L'Harmonie di Plataran Menjangan Resort and Spa, kawasan Taman Nasional Bali Barat. Foto: Kemenpar.

Liputan6.com, Bali Menteri Pariwisata Arief Yahya, Senin (16/5/2016), meresmikan Fasilitas Plataran L'Harmonie di Plataran Menjangan Resort and Spa, kawasan Taman Nasional Bali Barat. Tahun lalu, Menteri Arief meletakkan batu pertama pembangunan resort di kawasan ini. Mengusung konsep environment friendly, kini resort tersebut sudah berdiri cantik dan menyatu dengan hutan tropis yang masih asri. 

"Konsep resort ini mengandalkan kekuatan alamiah, back to nature. Prinsipnya, semakin dilestarikan, semakin menyejahterakan," kata Menteri Arief.

Lebih jauh diirinya meyakinkan, pendekatan ecotourism merupakan patokan yang paling bagus untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan. Memang pengembangan ekowisata itu tidak sama dengan objek wisata yang mengejar jumlah wisman, namun ekowisata lebih mencari kualitas wisman dengan nilai yang lebih besar.

"Kemenpar mengembangkan kedua konsep itu. Keduanya saling melengkapi, saling mendukung. Kita harus punya destinasi dengan mass tourism, kita juga terus mengembangkan atraksi untuk high end tourism. Plataran di Menjangan Bali Barat ini lebih ke high end, yang punya selera tinggi dan berbasis pada ecotourism," kata Menteri Arief.

Menteri Pariwisata Arief Yahya meresmikan Plataran L'Harmonie di Plataran Menjangan Resort and Spa, kawasan Taman Nasional Bali Barat. Foto: Kemenpar.

Sebagai Menteri Pariwisata, Arief Yahya terus berprinsip, tidak boleh merusak alam. Konservasi merupakan cara jitu untuk tetap melestarikan alam sekaligus membangun pariwisata, karena pariwisata adalah urusan pelestarian. Ada banyak contoh, konservasi yang membawa rezeki jangka panjang. Justru kalau dirusak, dengan cepat akan menjadi malapetaka yang tidak mudah menyelesaikannya.

Bagi Menteri Arief, konservasi harus memberikan manfaat yang seimbang untuk keberlanjutan lingkungan, sosial budaya, dan nilai ekonomi masyarakat. Konservasi harus memiliki dua makna, cultural value dan financial value.

Konservasi, kata Arief, harus memberikan manfaat yang seimbang untuk keberlanjutan lingkungan, sosial budaya, dan nilai ekonomi masyarakat. Prinsip itu sudah terpatri dalam spirit kerja di Kementerian Pariwisata. "Bukan hanya konservasi di sumber daya alam, tapi juga karya-karya budaya di negeri ini," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya