Dalam Dunia Pariwisata, Digitalisasi Jadi Harga Mati

Go Digital Be The Best yang jadi tema rakornas pariwisata ke-3 mengungkap pentingnya digitalisasi dalam dunia pariwisata.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 16 Sep 2016, 12:00 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2016, 12:00 WIB
Go Digital Be The Best Jadi Tema Rakornas Pariwisata Ke-3
Suasana ruang rakornas yang diikuti sekitar 500 peserta dari kalangan akademisi, pelaku usaha, komunitas, pemerintah, dan media.

Liputan6.com, Jakarta Tema “Go Digital Be The Best” dalam Rakornas Pariwisata ke-3 yang digelar di Econvention, Ecopark Ancol, Jakarta, 15-16 September 2016 bukan hanya slogan belaka. Nyatanya implementasi digital ke dalam dunia pariwisata sudah banyak dilakukan oleh anak-anak kreatif Indonesia.

Dalam kesempatan diskusi panel bertajuk “Fenomena Digitalisasi Industri Pariwisata dan Implementasinya” yang digelar di sela-sela Rakornas, Barry Kusuma selaku fotografer travel menyadari, dunia digital bergerak dengan sangat cepat, dirinya sendiri mengalami transformasi perubahan dari media mainstrem yang bersifat fisik ke dunia digital.

“Dunia digital berubah cepat, kalau sudah masuk ke dalamnya, yang dibutuhkan cuma dua, konsistensi dan konten. Dunia digital sekarang bukan lagi sesuatu yang sampingan, tapi sudah menjadi industri yang sangat besar, apalagi kalau diukur-ukur industri kreatif kita sudah cukup besar, dan punya peluang menjanjikan,” ungkap Barry.

Banyak implementasi digital yang sudah banyak dilakukan industri pariwisata Indonesia, mulai dari reservasi tiket transportasi, akomodasi, hingga informasi mengenai destinasi wisata itu sendiri. Maka tiap orang tak perlu repot lagi jika ingin berpergian, karena semuanya sudah tersedia di genggaman.

Inovasi terbaru juga dilakukan Candi Borobudur dengan membangun Comment Centre. Endi Setiyono, Ketua Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko mengatakan, Borobudur kini sudah bisa menemukan dengan mudah data pengunjung melalui Comment Centre yang nantinya bisa diolah untuk pengambilan kebijakan.

“Dari Comment Centre kita bisa tahu customer kita siapa, dari mana, karakternya kayak apak, ini kan berfungsi untuk mengambilan keputusan nantinya. Saya kira ini penting, dan bisa dilakukan juga di tiap dinas pariwisata, itu akan sangat baik,” ungkap Endi.

Menteri Pariwisata Arief Yahya sendiri dalam berbagai kesempatan tak lelah mengingatkan pentingnya digitalisasi dalam pengembangan pariwisata nasional. “Kita harus sadar, digital itu akan semakin akrab dengan kehidupan orang, dan ke depan akan semakin kuat. Maka kita tidak mungkin marketing tanpa menggunakan digital karena pemasaran digital itu lebih murah, mudah, dan world wide, siapa yang menguasai dunia digital dia yang akan memenangi peperangan,” kata Menteri Arief.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya