Jangan Olahraga Ketika Marah, Ini Alasannya

Hindari berolahraga ketika marah, ini alasannya.

oleh Ivana Sitanggang diperbarui 13 Okt 2016, 14:00 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2016, 14:00 WIB
Olahraga
Ilustrasi Olahraga. Foto: Cosmopolitan/Getty

Liputan6.com, Jakarta Olahraga selalu menjadi kegiatan untuk meningkatkan mood atau pelepas stres. Olahraga dapat meningkatkan hormon endorfin sehingga dapat mengalihkan perhatian Anda dari berbagai beban masalah. Tak heran, banyak orang yang memilih olahraga berat ketika mengalami masalah.

Namun, penelitian terbaru yang dilakukan dari Heart Association journal Circulation menemukan ternyata terdapat efek buruk dari berolahraga saat stres. Dilansir dari Cosmopolitan.com, Rabu (12/10/2016), berolahraga keras saat kesal, ternyata dapat membahayakan kondisi fisik.

Dengan meneliti survei 12.461 pasien serangan jantung, seseorang akan memiliki risiko kena serangan jantung tiga kali lebih besar ketika mereka marah dan melakukan aktivitas fisik berat di jam yang sama.

Walaupun studi ini hanya meneliti hubungan antara olahraga di waktu kesal dan risiko serangan jantung tanpa bukti sebab akibat, hubungan dari keduanya sangat masuk akal. Kedua aktivitas fisik ini dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung. Jika arteri Anda telah banyak terisi plak, kombinasi olahraga dan emosi dapat memicu penyumbatan darah.

Namun, sebelum Anda menghindari olahraga setelah hari yang berat, kebanyakan peserta studi sudah berumur rata-rata 58 tahun. Para peserta juga sering olahraga di malam hari dengan tekanan emosional. Namun, peneliti menganggap pentingnya hubungan dari kedua hal tersebut dan menyarankan orang untuk lebih berhati-hati olahraga saat sedang marah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya