Liputan6.com, Jakarta Saat negaranya terancam dengan kekuatan komunis, Chef Nam terpaksa pindah ke negara Denmark yang jauh di Benua Eropa. Sebagai seorang pemuda, ia tidak pernah menyangka harus menjalani wajib militer yang dikenakan bagi seluruh pemuda yang ada di Denmark pada saat itu. Ternyata hal ini menjadi salah satu pintu untuknya untuk mencari mimpinya yang baru, sebagai koki.
Inilah cerita dari Chef Nam, pemilik dari Nam-Nam Noodle Bar pada pembukaan gerainya ke 4 di Senayan City pada hari Senin, 17 Oktober 2016. “Saya bertahan hingga 2 tahun menjadi tentara. Pertamakali saya menjadi tentara untuk Denmark, kemudian saya dikirim ke Yugoslavia sebagai tentara PBB,” ungkap Chef Nam.
Ia harus menjaga di sekitar Kosovo dan Serbia dan menghadapi medan yang ekstrim hingga minus 20 derajat celcius. Karena ia merasa sangat tidak cocok menjadi tentara, Chef Nam berusaha untuk mencari cara agar bisa keluar dari tugas biasanya. Ia memilih untuk ditempatkan di dapur.
Advertisement
“Sebenarnya hari itu saya bercanda dengan komandan, kalau dia pindahkan saya ke dapur, saya akan memasakkan Nasi Goreng China untuk semuanya,” canda Chef Nam.
Ternyata hidup di dapur sangatlah menyenangkan bagi Chef Nam, ia mendapatkan seluruh kemewahan selama menjadi tentara. Pasokan makanan yang lengkap dan keadaan yang menyenangkan membuat ia berusaha untuk menyajikan makanan apapun untuk rekannya. Karena biasanya, makanan di barak tersebut jauh dari kata layak.
Akhirnya Chef Nam memutuskan untuk belajar menjadi seorang chef, mengejar impiannya agar bisa memasak di seluruh penjuru dunia. Hingga akhirnya setelah bertahun-tahun menjelajah menjadi seorang chef, ia memutuskan membuka Nam-Nam Noodle Bar di Singapura pada tahun 2012.
“Saya bermimpi ingin membukanya (Nam-Nam) di Amerika Serikat, Inggris, Hongkong, tapi saya ingin melakukannya pelan-pelan,” tutup Chef Nam.