Liputan6.com, Jakarta Sebuah penelitian tentang pernikahan yang berlangsung selama 10 tahun di Australia mengungkap sebuah fakta yang mencengangkan: Wanita kurang bahagia dalam percintaan dibanding kaum pria.
Survei yang diadakan oleh lembaga HILDA atau Household, Income and Labour Dynamics in Australia tahun 2015 ini, mengkompilasi respons dari responden yang ditanya tentang kepuasan dalam hubungan dan faktor penyebab perceraian.Â
Baca Juga
Survei ini memberi gambaran tentang apa yang bisa membuat pasangan bertahan, kenapa pasangan putus, dan apa yang membuat pria dan wanita bahagia dalam percintaan. Data ini diambil dari pengamatan terhadap 31 ribu responden.
Advertisement
Sebagai contoh, pria tidak suka ketika istri atau kekasihnya jauh lebih berjiwa petualangan dari mereka. Mereka yang bukan perokok tidak bahagia jika pasangannya merokok.
Secara umum, dalam skala 0-10, pria yang menikah dari tahun 2012, memberi nilai pada hubungan mereka 8,5. Sedangkan wanita, memberi nilai lebih rendah, yakni 8,2. Menurut survei ini, salah satu penyebab terbesar dari putusnya hubungan adalah ketika salah satu menjadi korban kekerasan fisik. Mereka yang menikah, 6 kali lebih riskan bercerai jika suami memukul istri.
Namun demikian, bukan hanya kekerasan fisik saja yang memengaruhi tingkat kebahagiaan dalam hubungan. Ada pula hal-hal kecil yang bisa menimbulkan stres dan kerikil-kerikil dalam hubungan, faktor-faktor tersebut antara lain, lamanya waktu hubungan, kesehatan fisik dan mental pasangan, keberadaan anak, perbedaan dalam usia dan latar belakang pendidikan, serta perbedaan agama.
Survei ini juga menanyakan kepada 30.900 wanita tentang kepuasan hubungan mereka. Mayoritas wanita Australia menjawab, mereka tidak bahagia. Terutama, mereka yang usia hubungannya di bawah 10 tahun. Begitu juga dengan mereka yang hubungannya di atas 10 tahun. Jawaban berbeda dikemukakan oleh mereka yang pernikahannya sudah memasuki ulang tahun ke-20. Baik pria maupun wanita melaporkan tingkat kepuasan dalam hubungan mereka setelah usia pernikahan mereka mencapai 20 tahun, yakni pada 6 tahun pertama. Pria menikah yang sekarang sudah berusia 60 tahun merasa diri mereka adalah pria yang beruntung dalam pernikahannya.
Â