Sekali Usulkan Nasi Padang, Dua Tiga Tujuan Terlampaui

Keputusan untuk mendorong Nasi Padang masuk sebagai nominator World’s Best Halal Culinary Destination 2016 itu sudah tepat.

oleh Liputan6 diperbarui 15 Nov 2016, 11:50 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2016, 11:50 WIB

Liputan6.com, Jakarta Keputusan untuk mendorong Nasi Padang masuk sebagai nominator World’s Best Halal Culinary Destination 2016 itu sudah tepat. Pertama, masakan Padang, termasuk di dalamnya ada rendang, sudah mendunia dan pernah dinobatkan sebagai masakan paling lezat di dunia versi CNN Travel. Kedua, taste atau rasanya sudah memenuhi selera internasional.

“Lalu ketiga, masakan ini biar tidak diklaim oleh Negara tetangga dan dipromosikan di mana-mana sebagai makanan asli sana,” ujar Menpar Arief Yahya, yang terus mensupport 12 nominator yang lolos 5 besar itu, terus mendapatkan vote dari masyarakat Indonesia. Kuliner khas Sumatera Barat ini berpotensi menang di ajang World Halal Tourism Award 2016 dan semakin memperkuat brand Sumbar sebagai destinasi halal dunia.

Ketua Akademi Gastronomi Indonesia, Vita Datau Messakh, yang juga masuk dalam tim pemenangan #WHTA2016 ini juga sepakat untuk mendorong Nasi Padang sebagai kuliner halal nomor satu di dunia. Kalau soal halal karena materi dagingnya, tidak perlu diragukan, karena rendang itu berasal dari daging sapi, di negara mana saja mudah mencarinya. Bumbu-bumbunya itulah yang membuatnya semakin khas, dan kuat.

“Kalau soal kuliner, Sumatera Barat memang harus diakui, salah satu jagoan kuliner dunia,” kata Vita Datau Messakh, Minggu (13/11). Rendang, sudah membuktikan pengakuan dunia dan dirilis CNN Travel, dengan menobatkan masakan itu sebagai World’s 50 Best Foods dan dilaunching sejak 21 Juli 2011. Dari skala 1-50, rendang Sumatera Barat masuk ke urutan 1 sebagai masakan terlezat di dunia.

Makanan super lainnya? Vita merujuk pada Soto dan Sate Padang. Selain kaya bumbu serta citarasanya yang nendang di lidah, dua kuliner itu telah masuk daftar 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia (IKTI). Dua-duanya juga bisa dinikmati di segala suasana, mulai sarapan, makan siang sampai makan malam.

“Soto dan sate padang juga mudah dibuat, mudah dimasak. Saya kira ini bisa menyaingi kuliner asal Malaysia, Abu Dhabi, Palestina dan Turki yang sama-sama menjadi nominator di World Halal Tourism Award 2016,” ujar wanita penyuka motor gede itu.

Dan jangan lupa, pada ajang sport tourism internasional Tour de Singkarak, Agustus 2016, dua makanan itu juga ikut diperkenalkan. Baik soto maupun sate Padang menjadi santapan pembuka Festival Kuliner Soto serta Sate Nusantara yang ikut meramaikan momentum TdS 2016.

Banyak pembalap dunia yang terkesan dan suka dengan masakan khas itu. Peserta dari Iran, Malaysia, Filipina, Hongkong hingga Jepang, mengakui kelezatan kuliner Sumbar. Tak hanya soto dan sate Padang saja, Nasi Kapau yang terdiri dari nasi, sambal, dan lauk pauk khas Kapau, juga gulai nangka. Ayam Pop, jenis olahan ayam yang direbus dengan air kelapa juga ikut mendapat pujian dari peserta Tour de Singkarak, Agustus 2016.

“Yang lebih penting lagi makanannya halal. Mayoritas penduduk Sumatera Barat adalah muslim,” ujar Vita Datau.

Nah, bagi yang ingin mendukung kuliner Sumatera Barat di World Halal Tourism Award 2016, masih ada waktu hingga 24 November 2016. Caranya gampang. Cukup klik voteindonesia.com. Setelah itu isi biodata di form (nama, email, bidang industri) dan kemudian klik LIST nominator di masing-masing kategori dan pilih nominator dari Indonesia di masing-masing kategori. Di World Halal Tourism Award 2016, Indonesia memiliki 12 jagoan yang bersaing di kategori yang berbeda-beda.

(Adv)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya