Obati Kerinduan, Festival Kuliner Minang Hadirkan Citarasa Asli

Festival Kuliner Minang obati kerinduan para pecinta makanan khas yang telah diganjar World Halal Tourism Award 2016 ini.

oleh Akbar Muhibar diperbarui 11 Des 2016, 16:00 WIB
Diterbitkan 11 Des 2016, 16:00 WIB
Festival Kuliner Minang
Festival Kuliner Minang, obati kerinduan para perantau melalui rasa makanan yang khas dari Sumatera Barat

Liputan6.com, Jakarta Makanan memang menjadi salah satu keunggulan dari Ranah Minang. Setelah kemarin menang dalam World Halal Tourism Award 2016 dalam kategori kuliner, kini masyarakat minang yang tergabung dalam Forum Anak-Anak Minang menggelar Festival Kuliner Minang yang diadakan di Lapangan Banteng pada tanggal 10 hingga 11 Desember 2016.

“Kami ingin mengenalkan dan melestarikan kembali masakan minang. Sekaligus mengobati kerinduan masyarakat yang sudah merantau akan kenikmatan masakan minang yang asli dibawa dari Sumatera Barat” ungkap Uda Bobby, Ketua Panitia dari Festival Kuliner Minang.

Berbagai acarapun digelar, mulai dari panggung hiburan yang membawakan tembang minang, kesenian tradisional seperti randai, hingga permainan tradisional seperti kim. Seluruh acara diadakan sejak jam 9 pagi hingga 9 malam dengan berbagai jenis kuliner yang dijajakan di 130 stand yang dibuka dalam Festival ini.

Festival Kuliner Minang, obati kerinduan para perantau melalui rasa makanan yang khas dari Sumatera Barat

“Kami menyarankan para pengunjung bisa datang pada pagi hari, karena dalam 5 jam saja seluruh makanan yang ada di stand sudah habis. Makanan yang ada disini dibawa langsung dari Sumatera Barat, sehingga citarasanya tidak berubah.” ungkap Uda Bobby sambil tertawa.

Berbagai jenis makanan yang disajikan mulai dari yang sudah menjamur di pasaran seperti sate, martabak, hingga makanan yang benar-benar tradisional seperti itiak lado ijau, ikan biliah Singkarak, dan Kue Bika. Saat tim Liputan6.com berkunjung ke festival ini, beberapa makanan sudah ludes terjual, mulai dari Sate Danguang-Danguang Payakumbuh dan Dendeng Paru. 

Soto Padang juga menjadi incaran para pembeli sehingga bisa mengisi persediaan stand hingga tiga kali berturut-turut. Makanan populer lainnya yang diincar oleh para pembeli adalah Martabak Kubang Hayuda. Bahkan untuk membelinya saja, Anda harus rela mengantri di depan stand hingga 20 menit untuk menikmati sajian martabak yang berbeda dari biasanya.

Antrian ini juga terjadi di stand kue Bika, karena dimasak secara manual, kue tradisional yang berasal dari kawasan Padang Panjang ini sayang untuk dilewatkan. Para pembeli akhirnya mengambil nomor urut untuk bisa membeli kue Bika ini dengan tertib.

Festival Kuliner Minang, obati kerinduan para perantau melalui rasa makanan yang khas dari Sumatera Barat

“Saya sudah mengantri dari tadi untuk membeli kue bika, saat ini saya sedang mengambil urutan 210, sedangkan yang baru dipanggil nomor 80” ungkap Sinta, salah satu pengantri makanan di stand Kue Bika yang berasal dari Pamulang, Tangerang Selatan.

Ternyata selain menghadirkan makanan Minang yang beraneka ragam, Festival Kuliner Minang ini juga menjadi lokasi pertemuan banyak keluarga hingga bersilaturahmi antar keluarga dari Sumatera Barat. Beberapa pengunjung juga terlihat memadati Lapangan Banteng hingga menggelar tikar bersama keluarga untuk berpiknik di akhir minggu.

“Karena animonya yang tinggi, kami berencana untuk membuat pagelaran ini dua kali yaitu pada bulan Desember dan sebelum puasa ramadhan” ungkap Uda Bobby.

Anda penasaran mencicipi eksotisnya kuliner yang sudah diganjar penghargaan tingkat dunia ini? Jangan lupa hadir di Festival Kuliner Minang yang akan diadakan tahun depan. Siapkan juga kantong untuk membeli semua makanan khas yang dijajakan di festival ini, dijamin Anda tidak akan menyesal.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya