Hotel di Amerika Ini Punya Pintu Doraemon yang Bisa ke Mana Saja

Di hotel ini para tamu bisa merasakan sensasi sarapan di New York dan makan siang di Chicago tanpa harus ke luar hotel.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 23 Jun 2017, 16:00 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2017, 16:00 WIB
Hotel Hyperloop
Hotel ini bisa menghubungkan para tamu ke 13 hotel lain di seluruh Amerika hanya dalam beberapa jam tanpa melangkahkan kaki ke luar.

Liputan6.com, Jakarta Kemajuan teknologi yang semakin canggih mendorong tiap orang untuk berinovasi di segala bidang, termasuk bidang perhotelan. Hotel Hyperloop salah satunya. Hotel yang rencananya akan dibangun di Amerika Serikat ini punya fitur tak biasa, yaitu memungkinkan para tamunya untuk melakukan perjalanan ke 13 hotel lainnya di seluruh Amerika hanya dalam hitungan jam tanpa melangkah ke luar hotel.

Menurut informasi yang dikutip dari laman TheSun.co.uk, Minggu (25/6/2017), konsep hotel masa depan ini pertama kali dipresentasikan oleh seorang mahasiswa University of Nevada, Brandan Siebrecht. Ide hasil imajinasi mahasiswa arsitektur pascasarjana ini bahkan mendapat penghargaan sebagai inovasi radikal 2017.

Berbeda dari hotel kebanyakan, hotel masa depan buatan Brandan akan menghubungkan berbagai hotel lain yang ada di Seattle, Portland, San Fransisco, Las Vegas, Los Angeles, Denver, Santa Fe, Austin, Chicago, Nashville, Washington, DC, New York City, dan Boston melalui satu sistem “hyperloop”.

Kereta hyperloop yang kini sedang dibangun di Gurun Nevada dapat mencapai kecepatan 500 meter per jam melalui terowongan yang dirancang sangat panjang.



Dengan menghubungkan beragam hotel terpisah di seluruh Amerika Serikat, para tamu memungkinkan untuk bisa melakukan sarapan di New York, makan siang di Chicago, dan kencan romantis pada malam hari di LA. Semuanya berada dalam jaringan hotel yang sama.

Untuk bisa membangun hotel ini, paling tidak dibutuhkan biaya sebesar USD 120 juta atau sekitar Rp 1,5 triliun. Dengan biaya pembangunan tersebut, para tamu akan dikenakan tarif sekitar USD 1.200 atau sekitar Rp 15 juta per malam.

“Saya percaya konsep hotel dalam pikiran saya ini bisa menjadi jawaban atas permasalahan transportasi di Amerika Serikat, atau bahkan dunia yang cenderung semakin padat. Saya ingin mengeksplorasi bagaimana teknologi mampu mengubah pengalaman perjalanan seseorang,” ungkap Brandan.

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini: 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya