Liputan6.com, Jakarta Perang Dunia II memang telah berlalu. Namun, cerita dan bukti sejarah kelam masih bisa dirasakan sampai saat ini. Ya, salah satu lokasi atau saksi bisu mengenai perang tersebut bersemayam di Wilayah Timur Indonesia, Pulau Morotai.
Kala itu, Morotai menjadi pangkalan militer Amerika Serikat yang pimpin oleh enderal Douglas MacArthur. Pulau yang berlokasi di Maluku Utara ini pernah mempunyai tujuh landasan pesawat terbang AS.
Perang pun berlalu. Perang yang dimenangkan oleh Amerika Serikat itu kini menjadi tujuan pelancong untuk melihat sisi lain dari Pulau Morotai.
Advertisement
Untuk mengenang Pulau Morotai menjadi saksi bisu kekejaman Perang Dunia II, dibuatlah sebuah museum mini di wilayah tersebut. Wadah bagi peluru, senjata dan sisa-sisa Perang Dunia II ada di sana. Adanya museum itu bisa menjadi daya tarik wisatawan mancanegara atau lokal untuk melihat sisa-sia perang.
Tak hanya sisa perang yang seram. Pulau morotai mempunyai surga bawah laut yang tak kalah dari destinasi lain, seperti Bali atau Raja Ampat.
Sebut saja Pulau Dodola. Di sana terdapat 13 titik bawah laut yang bagus untuk ditelusuri. Nah pulau ini sangat cocok bagi Anda pecinta diving dan snorkeling. Pasalnya biota laud an terumbu karang di sana sangat indah.
Belum lagi kapal-kapal yang karam di bawah laut dan menjadi terumbu karang. Kesan kagum menyelimuti seseorang yang sedang menyelam di kawasan tersebut.
Pulau Dodola juga memiliki pasir pantainya yang putih dan air lautnya yang jernih. Tentu hal itu merupakan aset berharga yang harus dijaga dan dilestarikan.
Perlu diketahui, Pulau Dodola terbagi menjadi dua, yaitu Dodola besar dan kecil. Pulau Dodola besar ditandai dengan dermaga kayu yang menjorok ke laut. Dodola besar dan kecil dipisahkan oleh air laut saat pasang.
Namun pada saat surut, pasir pantai seolah menjadi jembatan yang menghubungkan keduanya.
(*)