Saat Seni, Musik, dan Kreativitas Berkolaborasi dalam Fair de Braga

Sedang berakhir pekan di Bandung, bagaimana bila singgah ke Fair de Braga? Pameran lukisan hingga pasar seni tersedia di sini.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 10 Nov 2018, 13:00 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2018, 13:00 WIB
Fair de Braga di de Braga Artotel
Pameran lukisan Semblens di Fair de Braga yang berlokasi di Hotel De Braga by Artotel, Bandung. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Bandung - Dibuka sejak Agustus 2018, de Braga by Artotel menggebrak dengan menggelar Fair de Braga pada 9-11 November 2018. Acara ini memadukan pasar seni, pertunjukan musik, hingga pameran seni dalam satu tempat.

Dalam pagelaran kali ini, karya dari Rega Rahman dan Addy Debil dipertunjukkan di area art space lantai 2. Kedua seniman dengan latar belakang berbeda ini mengusung pameran seni bertajuk "Semblans".

"Semblans itu berbicara soal trace. Saya mengingat kembali saat kecil. Saya fokus ke komik Amerika, seperti Marvel dan DC Comic. Saya terpikat pada bentuk visualnya dan ingin membuat lagi karya yang sama seperti yang saya rasakan waktu kecil," tutur Rega dalam jumpa pers Fair de Braga, Jumat, 9 November 2018.

Rega menggunakan proses kolase digital dengan mengambil gambar-gambar dan deretan bentuk di dalam komik yang ada di internet. Komik dipilih sebagai salah satu contoh mudah representasi membludaknya informasi.

Imej berupa komik dengan alur cerita, informasi, karakter, dan lain sebagainya diubah menjadi hal yang berbeda secara bentuk dengan metode autotrace pada software design. "Bentuk pada komik diubah secara otomatis oleh software dengan sedemikian rupa menjadi sebuah abstraksi imej, tetapi tetap terlihat seperti sebuah komik," kata Rega.

Sementara itu, karya Adi berusaha menggambarkan perasaan mania yang ada pada seorang pengidap bipolar. Berdasarkan berbagai referensi, mania adalah keadaan seseorang yang merasakan euforia yang amat hebat.

Berangkat dari referensi itu, Adi ingin mengimajinasikan bagaimana ketika mania itu muncul pada pengidap bipolar lalu orang tersebut tidur dan bermimpi. Mimpi yang muncul akan melebihi mimpi manusia pada umumnya. Adi lalu membuat lukisan dengan memunculkan karakter-karakter lucu dan absurd dengan ekspresi senang.

 

Pasar Seni dan Musik

Fair de Braga di de Braga Artotel
Pasar Seni yang berlangsung dalam Fair de Braga di Hotel De Bragaby Artotel, Bandung. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Tak hanya pameran lukisan, Fair de Braga juga menggelar pasar seni yang menempati ruang kafe B Ten. Lebih dari sepuluh brand berpartisipasi, di antaranya Tulisan, Tahi Lalats, Budi Rejeki, dan Notes.

Produk yang ditawarkan beragam sesuai spesifikasi masing-masing. Budi Rejeki misalnya, menawarkan deretan pottery dengan bentuk dasar kasar yang tetap fungsional. Anda bisa menggunakannya sebagai mug atau tempat menyimpan aksesoris.

Selama event digelar, Anda juga bisa mengikuti sejumlah workshop seni. Salah satunya adalah workshop Lino Cut, karya seni yang dihasilkan lewat gambar yang dicungkil. Dibawakan oleh Paru-Paru, peserta gratis mengikuti kegiatan ini.

Ada pula pertunjukan seni yang bisa diikuti. Sederet musikus independen tampil, di antaranya Nonaria, Nissan Fortz, Pemuda Salah Jalan, dan Munireng.

Assistant Director Marketing Communication Artotel Group, Yulia Maria mengatakan Fair de Braga merupakan festival seni, musik, kreativitas, yang rencananya bakal rutin digelar. Gelaran itu seiring dengan visi misi Artotel yang selalu mendukung karya seni anak-anak muda setempat.

"Kami berharap hotel ini menjadi tempat hangout pilihan anak-anak muda," ujarnya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya