Di Azerbaijan, Teh Bisa Menjadi Media Perekat Umat

Di Azerbaijan, teh bisa dijadikan media untuk merekatkan umat.

oleh Komarudin diperbarui 11 Nov 2018, 16:00 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2018, 16:00 WIB
Teh Azerbaijan
Teh Azerbaijan (Dok. Hafyz Marshal/Komarudin)

Liputan6.com, Jakarta – Minum teh jadi kebiasaan yang dilakukan orang di banyak negara. Tak terkecuali di Indonesia. Selama ini teh hanya dianggap biasa sebagai minuman usai makan. Namun lain halnya di Azerbaijan, ternyata teh bisa menjadi media perekat umat, sama seperti negara Turki atau Iran dan beberapa negara lainnya.

Di sana, ketika sedang kumpul bersama, khususnya dengan penduduk lokal, teh menjadi minuman utama dan lainnya. Sebagai pendamping teh, terdapat cokelat, permen, kue manis khaz Azer, serta gula.

Teh di Azerbaijan tak ada yang langsung manis, semuanya tawar. Berbeda dengan di Jawa, tehnya manis semua, kecuali pesan teh tawar. Cara minumnya pun berbeda. Di Indonesia, gulanya sudah dicampur terlebih dahulu ke dalam teh.

Selain itu, teman-teman pendamping teh itu di makan terlebih dulu, setelah itu baru diminum tehnya. Jadi, rasa manisnya itu berasal dari teman-teman teh tersebut.

Teh seperti itu sangat cocok diminum saat musim hujan atau cuaca dingin. Melihat bentuk gelasnya yang imut dan langsing, rasanya kurang untuk menghilangkan rasa haus.  Tapi jangan salah, gelas itu berguna untuk menghangatkan tangan saat cuaca dingin.

Cukup menggenggam gelas berisikan teh yang hangat atau panas, maka tangan pun ikut hangat. Di Azerbaijan, masyarkat tak pernah bosan minum teh sambil berkumpul bersama teman-teman.

Terlepas, apakah tehnya diminum atau tidak, yang penting tiap orang dapat segelas teh yang imut. Sementara minum kopi sudah terlalu mainstream bagi mereka. (Hafyz Marshal)

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya