Kisah Pelayan Kantin Sekolah yang Dipecat Lantaran Utangi Makan Anak Tak Mampu

Pelayan kantin sekolah itu hanya mengutangi delapan dolar AS pada anak tak mampu tersebut.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 20 Mei 2019, 20:03 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2019, 20:03 WIB
Ilustrasi Kantin Sekolah
Ilustrasi kantin sekolah. (Photo by Daria Shevtsova on Unsplash/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah kisah yang membuat geram datang dari New Hampshire, Amerika Serikat. Seorang pelayan kantin sekolah bernama Bonnie Kimball dipecat gara-gara mengutangi seorang anak yang tak membawa uang.

Dilansir BuzzFeed News, Bonnie yang bertugas di kantin sekolah Mascoma Valley Regional High School selama empat tahun, menyatakan pemecatan itu terjadi pada 28 Maret 2019. Karena mengenal anak dimaksud, ia membiarkan anak itu makan dengan berutang 8 dolar AS.

Keesokan harinya, anak lelaki yang tak disebut namanya kembali dengan uang yang harus dibayarnya. Namun, Bonnie tetap dipecat. Kejadian itu membuat keluarga siswa meradang.

Namun pada Jumat, 17 Mei 2019, perusahaan yang mempekerjakan Bonnie, Cafe Services, menawarkannya kembali ke pekerjaan lamanya. Perempuan itu menolak tawaran tersebut karena menganggap hal itu hanya dipicu pemberitaan miring perusahaan tersebut.

"Mereka tidak peduli padaku," ucapnya. "Lalu kenapa aku harus menolong mereka?" sambung dia.

Bonnie menambahkan, ia merasa sedih dengan perhatian yang diperolehnya atas insiden di kantin sekolah itu. "Itu semestinya aksi kebaikan yang alami yang semua orang akan melakukannya," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tanggapan Perusahaan

bekal sandwich 2
Ilustrasi./Copyright unsplash.com/@superanton

Perusahaan tempat Bonnie bekerja selama ini mengatakan bahwa perempuan itu telah melanggar aturan dan dipecat pada April 2019. Menurut Bonnie, dia diberitahu atasannya untuk menhindari segala kemungkinan murid tidak bisa membayar karena kontrak vendor itu sedang menunggu diperbarui.

Setelah kontrak diperbarui, pada Jumat minggu lalu, distrik sekolah mengatakan akan bekerja dengan vendor dan para pegawainya untuk mencegah hal serupa terjadi di masa depan.

"Situasi ini mengingatkan kita bahwa kita adalah pembelajar seumur hidup," tulis pernyataan distrik itu.

Sekitar sepertiga siswa di distrik tersebut mendapat makan siang gratis karena kondisi keuangan keluarga mereka. Menu makan siang gratis itu meliputi makanan pembuka, susu, buah, dan sayur, tetapi tak termasuk menu ala carte.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya