Ayah Buta Bawa Anaknya di Tengah Badai Dorian demi Kesalamatan

Seorang ayah buta menggendong putranya yang menderita celebral palsy saat Badai Dorian menerjang Bahama.

oleh Komarudin diperbarui 07 Sep 2019, 17:30 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2019, 17:30 WIB
Pohon tertiup angin kencang yang dibawa badai Dorian, kategori 5 dalam skala Saffir-Simpson saat menerjang Bahama selama akhir dan awal pekan ini (Ramon Espinosa / AP)
Pohon tertiup angin kencang yang dibawa badai Dorian, kategori 5 dalam skala Saffir-Simpson saat menerjang Bahama selama akhir dan awal pekan ini (Ramon Espinosa / AP)

Liputan6.com, Jakarta - Ketika badai Dorian mendarat di Bahama minggu lalu, seorang lelaki buta terpaksa meninggalkan rumahnya sendiri untuk memastikan putranya, yang tidak bisa berjalan, tetap aman.

Ketika badai mulai mereda, Brent Lowe, 49, berlindung di rumahnya di Abaco Islands bersama putranya yang berusia 24 tahun, yang memiliki cerebral palsy, serta beberapa tetangga.

"Itu menakutkan, sangat menakutkan," kata Lowe kepada The New York Times, seperti dikutip dari People. "Aku belum pernah mengalami hal seperti itu dalam hidupku."

Meskipun kelompok awalnya berkumpul bersama di kamar mandi Lowe, setelah atap rumahnya terbang dalam angin yang menghancurkan, Lowe dan tetangganya tidak punya pilihan selain pergi menerjang badai untuk mencari perlindungan.

Sambil menggendong putranya di pundaknya, Lowe memegangi tetangganya ketika kelompok itu menuju rumah terdekat, yang terletak lima menit jauhnya. Mereka tinggal di sana sampai Senin, ketika mereka diangkut ke tempat penampungan.

Lowe, yang kemudian dibawa ke Nassau, mengatakan kepada Times bahwa ia ingin kembali ke Abaco, tempat putranya tetap tinggal, meskipun badai telah membuatnya kehilangan tempat tinggal.

"Saya hanya ingin tahu di mana kita akan tinggal ketika saya kembali ke rumah, apa yang akan saya lakukan," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

30 Orang Meninggal

Badai Dorian Menerjang Bahama. (AP)
Badai Dorian Menerjang Bahama. (AP)

Setidaknya 30 orang di Bahama meninggal akibat badai Dorian, sementara ribuan lainnya masih hilang, NBC News melaporkan.

"Bahama tentu saja tidak pernah melihat skala apa pun ... bencana dengan proporsi epik seperti itu di satu negara dalam satu insiden sangat sangat tidak biasa," kata kepala bantuan PBB Mark Lowcock dalam sebuah pernyataan.

Badai, yang membuat pendaratan sebagai badai kategori 5, telah menyebabkan kerusakan parah pada pulau itu. Struktur telah benar- benar rata, dengan sebanyak 13.000 rumah hancur, NBC melaporkan, mengutip Komite Palang Merah Internasional.

Sebelum badai terjadi, Bahama menjadi tujuan wisata favorit banyak turis. Ada Pulau Abaco, Eleuthera, Cat Island, San Salvador Island, Bimini Islan, dan masih banyak lagi pulau menarik lainnya yang bisa dipilih.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya