Pertama di Indonesia, Sea World Ancol Berhasil Budidayakan Ubur-Ubur

Pengembangbiakkan ubur-ubur tak mudah mengingat sulit membedakan jenis kelaminnya.

oleh Henry diperbarui 19 Sep 2019, 10:02 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2019, 10:02 WIB
ubur-ubur Upside Down Jellyfish
Ubur-ubur Upside Down Jellyfish

Liputan6.com, Jakarta - Sea World Ancol menjadi lokasi pertama di Indonesia yang berhasil membudidayakan ubur-ubur. Dari lebih 200 jenis ubur-ubur di dunia, tempat wisata akuarium di Jakarta Utara itu mengembangbiakkan dua jenis di antaranya, yakni Upside Down Jellyfish dan Moon Jellyfish.

"Ini merupakan wujud komitmen kami dalam bidang konservasi dan semoga masyarakat bisa mempelajari dan kenal lebih dekat dengan biota ubur-ubur di Sea World," ucap VP Sea World & Ocean Dream Samudra Rika Sudranto dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu, 18 September 2019.

Sea World Ancol mendirikan laboratorium khusus demi mewujudkan hal tersebut. Melalui teknik kultur, ubur-ubur dapat dikembangbiakan dengan sistem dan metode yang unik.

Pengembangbiakkan hewan yang termasuk kelas Schyphozoa itu sejalan dengan misi bertujuan untuk melestarikan ubur-ubur yang memiliki masa hidup sangat pendek, hanya sebulan jika sudah menginjak usia dewasa. Sebelum pembudidayaan, Sea World mengambil ubur-ubur dewasa langsung dari alam untuk ditampilkan dalam akuarium.

Sea World juga kerap mengimpor ubur-ubur yang akan ditampilkan di akuarium. Ketersediaannya juga tak tentu, mengingat tak sepanjang musim, ubur-ubur mudah ditemukan. Bila praktik tersebut diteruskan, risiko kepunahan meningkat.

"Untuk itu, kami sengaja mengembangbiakkan agar kelak bukan hanya terus mengambil, tapi juga melestarikan," kata Rika.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tak Gampang

Ubur Ubur Moon Jellyfish
Ubur-Ubur Moon Jellyfish

Rika mengungkapkan dua jenis ubur-ubur yang dikembangbiakkan itu masuk dalam kategori ubur-ubur pesisir. Upside down jellyfish dan moon jellyfish bukanlah yang terbanyak ditemukan di pesisir pantai Indonesia, tetapi yang relatif bisa dibudidayakan.

"Kalau jenis yang paling banyak ditemukan itu blubber, tapi mungkin karena gampang ditemukan, malah sulit dibudidayakan," ujarnya.

Meski begitu, bukan berarti gampang pula proses budidaya itu. Direktur Properti, Ritel, dan Resort Sea World Ancol Berto Darmo Puji Asmanto menerangkan, tantangan pengembangbiakan ubur-ubur adalah proses pembuahannya. Ia menyatakan sangat sulit membedakan jenis kelamin dari hewan yang tak bertulang, otak, dan jantung tersebut.

Tim peneliti Sea World Ancol kemudian mengelompokkan 20 ubur-ubur dewasa dalam satu akuarium agar terjadi pembuahan alami. Akuarium yang digunakan didesain khusus dan bentuknya bulat. Para pengunjung bisa mengamati ubur-ubur hasil budidaya secara langsung di akuarium tersebut, di samping dua jenis lainnya yang belum berhasil dikembangbiakkan. Total 300 ekor ubur-ubur kini dimiliki Sea World.

Keberhasilan itu diapresiasi oleh ahli biologi laut dari Fakultas Perikanan dan Kelautan IPB, Hawis Maddupa lantaran sebelumnya belum pernah ada di Indonesia yang pernah mengembangbiakkan ubur-ubur. "Walaupun makhluk laut ini sedikit kasar karena sering menyengat, tapi tetap harus dikembangbiakkan agar tidak menjadi punah," ucap Hawis. (Ossid Duha Jussas Salma) 

 

 

 


Saksikan video pilihan di bawah ini :

Ubur-Ubur Portuguese man o' war
Jenis ubur-ubur Portuguese man o' war. (Pxhere - free image)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya