Liputan6.com, Singapura - Malam itu suasana Universal Studio Singapura (USS) mendadak berubah menyeramkan. Taman hiburan bermain yang biasanya dipenuhi gelak tawa serta senyum semringah para pengunjung, tiba-tiba disulap oleh pengelola menjadi tempat yang mencekam.
Tepat pukul 18.00 waktu Singapura, tempat wisata yang biasanya disesaki oleh pengunjung dari berbagai penjuru dunia, berubah menjadi menakutkan. Wahana bermain pun mulai ditutupi dengan bayangan hitam. Bukan hanya itu, suasana kala itu berubah drastis menjadi seram dan gelap.
Tak ada lagi suara-suara tawa pengunjung yang tengah menikmati wahana bermain. Tak terdengar pula suara-suara teriakan histeris pengunjung yang tengah bermain wahana ekstrem di taman hiburan itu.
Advertisement
Baca Juga
Hening dan menegangkan, mungkin dua kata paling cocok menggambarkan suasana kala itu. Ditambah lagi, ada segerombolan hantu yang tiba-tiba muncul dari sudut kegelapan.
Wajahnya penuh luka dan berdarah-darah serta badannya tegap tinggi. Mereka menakut-nakuti siapa saja yang berada di sekitarnya. Siapapun yang melihat mereka akan lari terbirit-birit. Tak sampai di situ, ada pula makhluk yang menyerupai pocong, kuntilanak, hingga genderuwo.
Ya, Senin malam, 23 September 2019, Universal Studio Singapura tengah menyelenggarakan media preview Halloween Horror Night 9. Liputan6.com turut ikut menghadiri acara yang rutin digelar setiap tahunnya ini.
Pihak pengelola membuka wahana baru khusus untuk menyambut Halloween. Setidaknya, ada lima rumah hantu dengan tema berbeda yang disediakan Universal Studio Singapura untuk para pengunjung menikmati musim Halloween.
"Pengunjung bisa menikmati wahana dan pertunjukan tersebut mulai 27 September hingga 31 Oktober," kata Project Director Halloween Horror Nights 9 Waheedah Osman di Universal Studio Singapura, Senin 23 September 2019.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Koleksi Hantu
Salah satu rumah hantu yang paling menarik perhatian yaitu, The Chalet Hauntings. Bukan tanpa alasan, rumah hantu ini menyajikan koleksi hantu terlengkap dari berbagai kisah mistis di Asia Tenggara termasuk Indonesia, seperti tuyul, pocong, hantu galah, dan lain sebagainya.
Untuk menambah ketegangan pengunjung, The Chalet Hauntings juga menyatukan berbagai efek spesial, seperti ilusi dan animatronik. Sehingga, siapapun pengujung yang masuk ke rumah hantu ini akan merasa takut dan was-was. Hal ini pastinya menantang keberanian para pengunjung.
Ada pula Sprits Dolls, rumah hantu yang mengusung tema Jepang. Begitu masuk ke dalam rumah hantu tersebut, pengunjung akan melihat berbagai boneka-boneka menyeramkan. Boneka tersebut sesuka hatinya membuat para manusia kaget.
Kemudian, ada Hell Block 9. Rumah hantu ini bertemakan penjara. Sepanjang pintu masuk hingga keluar, pengunjung akan dikagetkan oleh narapidana yang disiksa habis-habisan hingga mati dan gila. Ada yang dipukul hingga digantung.
Pengunjung juga akan dikagetkan dengan suara-suara teriakan para narapidana. Namun, yang begitu menakutkan adalah wajah dan badan mereka yang berlumuran oleh daerah. Entah datang dari mana, mereka tiba-tiba muncul di hadapan pengunjung.
Selanjutnya, ada Twisted Clown University. Pesiapkan jantung masing-masing saat memasuki rumah hantu ini, sebab pengunjung akan ada barang-barang yang tiba-tiba bergerak dengan sendiringa. Selain itu, ada juga badut-badut menyeramkan yang siap menghantui para pengunjung.
Nah, yang terkakhir dan menyita perhatian adalah The Curse of Naga. Rumah hantu ini mengambil latar belakang hutan belantara Thailand. Pengunjung yang datang ke rumah hantu ini siap-siap dikagetkan dengan kepala naga dan ular-ular.
Begitu melangkahkan kaki ke rumah hantu ini, pengunjung akan menemui sarang siluman naga. Bak di dalam film horor, pengujung diajak seperti melarikan diri dari sarang siluman Naga melalui hutan belantara, hingga menelusuri kuil dengan labirin yang berliku.
Advertisement
Sutradara Horor Kondang
Tentu saja, sebab rumah hantu The Curse of Naga ini merupakan kerja sama antata Universal Studio Singapura dengan dua sutradara horor kondang asal Thailand yaitu, Parkpoom Wongpoom dan Gunn Purijitpanya. Jika tak kenal nama mereka, anda pasti familiar dengan film horor Shutter. Keduanya adalah orang di balik layar film keluaran 2008 itu.
Bagi pengunjung yang tak sanggup masuk ke rumah hantu tak perlu khawatir, karena kalian tetap bisa merayakan musim Halloween dengan mengunjungi scare zone, yakni Dead Enddan Death Fest. Selain itu, ada juga dua Killer Show, yaitu Death Fest Live dan Skin & Bones.
Meski masih bertema horor, namun Death Fest Live dan Skin & Bones dijamin tak akan menegangkan. Alih-alih membuat jantung copot, pertujukan tersebut sangat menghibur dan membuat siapa saja yang menontonnya tertawa terbahak-bahak.
Sebagai informasi, wahana Halloween ini akan dibuka selama 16 malam dan dibagi menjadi peak nights dan non-peak nights. Untuk peak night, wahana dibuka mulai pukul 19.30 hingga 01.30 waktu setempat. Sementara itu, saat non-peak night wahana dibuka pukul 19.30 hingga 00.30 malam.
Pengunjung nantinya bisa mendapatkan tiket masuk wahana tersebut di berbagai konter di Universal Studio Singapura. Pengunjung juga bisa membeli tiket secara online baik dadi Traveloka Xprerience atau melalui websitehalloweenhorrornights.com.sg. (Lisza Egeham)