Liputan6.com, Jakarta - Hari Batik Nasional yang jatuh setiap 2 Oktober sangat mungkin jadi momen bercerita tentang kain batik. Tak hanya sebagai budaya turun-menurun, namun juga bertitik berat pada sentuhan personal. Salah satu yang memiliki kedekatan dengan kain tradisional adalah aktris Asmara Abigail.
Ya, pemain film Gundala ini bercerita bahwa dirinya sudah dekat dengan kain Nusantara, termasuk batik, sejak kecil. "Nenek itu memang koleksi kain dan sampai sekarang, ibuku masih sering pakai kain, makanya familiar," tutur di bilangan Jakarta Pusat, Jumat, 27 September 2019.
Dari sekian banyak, ada satu kain batik yang jadi kesayangannya. "Kain batik peninggalan mendiang nenekku. Jadi, setelah beliau meninggal, ada bagi-bagi kain batik koleksinya," cerita Asmara Abigail.
Advertisement
Baca Juga
Kain kesukaan Asmara dideskrispikan berpenampilan sangat unik dengan warna berbeda di bagian depan dan belakang. "Terus masih ada tag harganya, (Rp)2,5 ribu. Dari kain, kita bisa belajar inflasi rupiah ya ternyata," ujarnya.
Aktris 27 tahun ini menganggap kain sangat nyaman dikenakan, di samping merupakan peta budaya Indonesia, mengingat setiap wilayah punya cara dan motif yang sangat unik dengan ragam filosofi di baliknya.
"Pakai kain, entah batik, tenun, lurik, itu menurutku setidaknya merupakan salah satu cara untuk kembali ke intisari sebagai orang Indonesia,"Â ujar Asmara Abigail.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Terlibat dalam Ekshibisi Pertama Kain Nusantara di Dalam Mal
Masih selaras dengan kecintaannya dengan kain Nusantara, Asmara Abigail jadi salah satu dari 100 sosok anak bangsa menginspirasi yang terlibat dalam I Am Indonesian Senayan City.
Dalam pelaksanannya, Senayan City menggandeng desainer Oscar Lawalata dan fotografer Glenn Prasetya dalam menjalankan misi budaya dengan menggaungkan kisah kain Nusantara.
Ekshibisi kain Nusantara pertama di mal yang bakal berlangsung pada 2--31 Oktober di lantai satu Senayan City, Jakarta, ini bakal berupa visual dari 100 kain yang dijepret Glenn dan kain-kainnya merupakan milik pribadi Oscar.
"Mereka (generasi muda) punya bahasa yang berbeda, profesi yang berbeda. bahasanya pun bahasa digital. Mereka (sederet sosok muda menginspirasi) inilah jembatan untuk menjangkau masyarakat muda yang lebih luas lagi," kata Oscar.
Advertisement