Liputan6.com, Jakarta - Kian memudahkan para wisatawan, pemerintah Thailand bakal membangun kereta bandara yang menghubungkan Bangkok dengan Pattaya. Pada Kamis, 24 Oktober 2019, pemerintah Thailand baru saja menyetujui perjanjian untuk pembangunan konstruksi moda transportasi tersebut.
Dilansir dari Reuters, Jumat, 25 Oktober 2019, mereka telah menyetujui pembangunan kereta cepat senilai 7,4 miliar dolar Amerika atau setara Rp103,95 triliun. Kereta bandara tersebut akan dibangun oleh Charoen Pokphand (CP) Group dan China Railway Construction Corporation.
Advertisement
Baca Juga
Rel kereta akan dibangun sepanjang 220 kilometer untuk menghubungkan Bandar Udara Suvarnabhumi di Bangkok ke Bandar Udara U-Tapao di Pattaya. Dikatakan, kereta tersebut berkecepatan 250 km per jam.
Pembiayaan untuk pembangunan ini akan dilakukan beberapa pihak, yakni pemerintah dan swasta. Pemerintah Thailand akan menginvestasikan 119 miliar baht, setara Rp55,35 triliun. Sedangkan pihak swasta akan menginvestasikan 117 miliar baht atau setara Rp54,42 triliun.
Beberapa bank dari Jepang dikatakan juga akan membantu pembiayaan pembangunan. Bila sesuai jadwal, kereta bandara baru ini akan beroperasi mulai 2023.
Berdasarkan perjanjian antara pemerintah dan pihak konstruksi, semua aset kereta bandara ini akan jadi milik pemerintah setelah 50 tahun.
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sempat Mengalami Cekcok dengan Pemerintah
Ternyata, sebelum perjanjian ini dilaksanakan, pihak CP Group dan 12 perusahaan lain telah melakukan negosiasi dengan pemerintah Thailand sejak Maret 2019. Namun, negosiasi tidak berjalan lancar karena masih terkendala tentang pemindahan lahan dan risiko distribusi.
Waktu berlalu, pada Oktober 2019, tiba-tiba Wakil Perdana Menteri Thailand, Anutin Charnvirakul, yang mengurus bagian transportasi, memberi tenggat waktu pada CP Group untuk menandatangani perjanjian hingga pembangunan dapat dimulai. Sayangnya, pemerintah juga mengancam akan mem-blacklist mereka bila tidak memenuhi permintaan tersebut.
Sontak hal ini membuat Dhanin Chearavanont, Kepala CP Group, dan orang terkaya di Thailand kesal, lalu mengkritisi kinerja pemerintah. Hal ini memicu adanya sedikit perselisihan antara Dhanin dan Anutin.
Kendati demikian, CP Group tetap memenuhi persyaratan yang diajukan dan berhasil melakukan penandatangan pada 24 Oktober 2019. "Proyek ini akan memiliki investasi dan pengerjaan dengan nilai lebih dari 200 miliar baht," tulis Anutin di laman Facebook-nya.
Ia juga menambahkan bahwa pembangunan ini akan menarik lebih banyak investasi ke Thailand.
(Novi Thedora)
Advertisement