Sederet Destinasi Wisata Favorit di China pada 2020

China memiliki segudang destinasi wisata. Berikut sejumlah destinasi favorit pada 2020.

oleh Komarudin diperbarui 11 Jan 2020, 14:31 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2020, 14:31 WIB
Menyusuri Tembok Besar China Saat Diselimuti Salju
Wisatawan berjalan menikmati suasana salju di lingkungan Tembok Besar China di utara Beijing (6/1/2020). Salju yang turun tidak menyurutkan para wisatawan baik lokal maupun dari mancanegara untuk berkunjung ke Tembok Besar China. (AFP/Greg Baker)

Liputan6.com, Jakarta - China jadi salah satu destinasi wisata favorit warga Amerika Serikat. Negara tersebut  salah satu yang sangat banyak mengirimkan turisnya ke China dan hampir semuanya mengunjungi Beijing. Sementara Tibet yang menempati posisi tertinggi dalam daftar, tapi hanya sedikit turis Barat yang mengunjunginya.

Hal tersebut berdasarkan data dari laporan tahunan tentang tujuan wisata populer di China yang dilakukan oleh The China Guide. Agen perjalanan di Beijing tersebut mengembangkan tur khusus untuk pelancong dari Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Spanyol, Inggris, Kanada, Australia, dan tempat lainnya.

Laporan tersebut berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 2.300 pelancong dari seluruh dunia. Beijing ternyata mendominasi hampir setiap rencana perjalanan wisatawan asing ketika mengunjungi China.

"Rumah bagi dua tempat wisata paling terkenal yang ditawarkan China, Tembok Besar dan Kota Terlarang. Beijing begitu terkenal sehingga hampir semua pelancong pertama kali ke negara itu memasukkannya dalam daftar perjalanan mereka," kata Denny Tian , penulis laporan di The China Guide, seperti dikutip dari South China Morning Post, Kamis, 9 Januari 2020.

Beijing muncul pada 90 persen dari semua rencana perjalanan wisatawan, tapi tak semuanya untuk pariwisata. Beijing, menurut Tian, adalah tujuan utama bagi banyak pelancong bisnis yang sering mengambil satu atau dua hari libur untuk jalan-jalan.

Banyak pelancong bisnis ke Shanghai juga memilih untuk mengunjungi Beijing jika mereka memiliki satu atau dua hari luang untuk perjalanan sampingan.

Shanghai adalah tempat paling populer yang dikunjungi di negara itu, meskipun jauh di belakang Beijing, muncul hanya dengan 25 persen dari perjalanan para pelancong. Tak mengherankan, Xian-- rumah bagi pejuang terakota yang terkenal di dunia dari Qin Shi Huang, kaisar pertama China--menarik 23 persen wisatawan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Segitiga Emas

Panda
Gambar pada 25 Desember 2019 memperlihatkan panda bermain dengan salju yang dibuat oleh anggota staf di dalam kandang mereka di Giant Panda Breeding di Chengdu, China. Tempat ini merupakan rumah para panda yang dikembangbiakkan. (Photo by STR / AFP)

Jauh dari "segitiga emas" Cina di Beijing, Shanghai dan Xian, tujuan paling populer berikutnya, (pada rencana perjalanan 10 persen wisatawan), adalah Guilin dan Yangshuo di China selatan, yang terkenal dengan lanskap pegunungan dramatis mereka.

Destinasi lain di radar wisatawan termasuk Chengdu, kota yang berkembang pesat di barat daya China; Suzhou di Cina timur, terkenal dengan taman klasiknya; Zhangjiajie di Provinsi Hunan selatan-tengah dan pintu gerbang ke hutan Wulingyuan Scenic Area, yang dikenal untuk lanskap gunung dramatis.

Selain itu,  Hangzhou, gerbang menuju Danau Barat yang indah; Pingyao di provinsi Shanxi utara, terkenal dengan arsitektur bersejarahnya yang terpelihara dengan baik; dan Luoyang, ibukota China kuno yang terkenal dengan kuil-kuil Budha dan ukiran batu.

Laporan itu juga mengatakan, provinsi Yunnan yang bergunung-gunung di barat daya, Datong di Shanxi, terkenal karena gua-gua dan Gunung Hengshan yang sakral, dan Huangshan di provinsi Anhui timur, yang pegunungan dramatisnya menginspirasi film Avatar James Cameron, sangat populer tujuan wisata pada 2019.

Dalam beberapa tahun terakhir, Zhangjiajie semakin diminati, sebagian karena jembatan kaca transparannya. Jembatan tersebut dibuka pada 2016, adalah jembatan dengan dasar kaca tertinggi di dunia dan, sejak 2018, telah menjadi tempat bungee jumping tertinggi di dunia, dengan penurunan 270 meter (886 kaki).

Chengdu, tempat Pusat Riset Chengdu untuk Pembibitan Panda Raksasa, juga menjadi lebih populer di kalangan wisatawan asing berkat peningkatan penerbangan internasional ke ibukota provinsi Sichuan. Kota ini juga memiliki kebijakan bebas visa 144 jam bagi pengunjung yang transit, yang mulai berlaku tahun lalu.

"Untuk pelancong yang ingin mengunjungi Tembok Besar, kami merekomendasikan bagian Jinshanling, yang sedikit lebih jauh dari Beijing, tetapi lebih indah dan kurang dikunjungi oleh wisatawan China daripada Badaling atau Mutianyu," kata Tian.


Tibet dan Imlek

Ilustrasi Tibet (AFP/Johannes Eisele)
Ilustrasi Tibet (AFP/Johannes Eisele)

Huangshan, Yunnan, Zhangjiajie, dan Guizhou adalah tujuan yang baik dan lebih tenang untuk pecinta alam, sementara pengunjung yang tertarik dengan budaya China harus mengunjungi Pingyao, Luoyang, Shaolin dan Datong. “Yunnan dan Guizhou juga merupakan tujuan ideal bagi orang-orang yang ingin menjelajahi budaya dan gaya hidup minoritas China,” ungkap Tian.

Tibet, dengan trekingnya, pemandangan dan biara-biara di dataran tinggi, adalah tujuan yang sering diminta oleh pengunjung, sering dipangkas saat-saat akhir.

“Bepergian ke Tibet menuntut lebih banyak waktu dan anggaran lebih besar daripada daerah wisata China populer lainnya karena lokasinya yang terpencil dan aksesnya yang sulit,” tutur Tian.

Juni juga tepat di luar musim puncak bagi pengunjung asing untuk datang ke China. Mayoritas, hampir 70 persen mengunjungi China untuk mengambil keuntungan dari cuaca yang lebih dingin di musim semi (Maret, April dan Mei) dan musim gugur (September, Oktober, dan November).

Bukan hanya cuaca dingin yang patut dihindari. "Polusi udara biasanya paling buruk pada Desember, Januari dan Februari ketika batu bara dibakar untuk pemanasan di China utara," terang Tian.

Namun, ia tidak menganggap itu sebagai masalah besar sekarang karena ada pembatasan penggunaan batubara. Yang lebih penting adalah menghindari Tahun Baru Imlek yang tahun ini jatuh pada 25 Januari 2020.

Hal itu karena banyaknya orang bepergian pulang untuk reuni keluarga, lalu kembali bekerja. Meskipun perayaan penuh warna di seluruh negeri untuk mengantarkan Tahun Tikus, minggu itu sebaiknya dihindari oleh pelancong internasional.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya