Liputan6.com, Jakarta - Terhitung Kamis (5/3/2020), Australia resmi melarang pelancong dari Korea Selatan memasuki wilayahnya. Keputusan ini diambil untuk mencegah penyebaran virus corona di Negeri Kanguru.
Mengutip laman South China Morning Post, Kamis (5/3/2020), Perdana Menteri Scott Morrison menjelaskan, pihaknya memperpanjang pelarangan kedatangan orang asing dari daratan utama Tiongkok dan Iran. Juga, bakal ada proses pemeriksaan bagi mereka yang datang dari Italia.
"Aturan ini merupakan proteksi terbaik kami untuk mengerem laju penyebaran virus corona," jelas Morrison.
Advertisement
Baca Juga
Australia tercatat sebagai salah satu negara pertama yang mengambil langkah 'keras' dalam pencegahan infeksi corona dengan mengendalikan kedatangan pelancong dari Tiongkok sekitar lebih dari sebulan lalu.
Pembatasan kedatangan ini juga berlaku bagi mereka yang baru pulang dari Tiongkok, Iran, Korea Selatan, dan Italia dalam dua minggu terakhir. Pembatasan kunjungan ini dijelaskan akan selalu diulas setiap minggu.
Sejauh ini, terdapat 52 kasus virus corona di Australia, di mana kebanyakan pengidapnya adalah mereka yang tertular selama berada di luar negeri dan pulang untuk mendapat perawatan.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Borong Tisu Toilet
Terlepas dari upaya pemerintah meredam penyebaran maupun kepanikan publik atas wabah corona, pusat perbelanjaan di sekian banyak titik di Australia melaporkan bahwa konsumen melakukan belanja besar-besaran.
Salah satu barang yang banyak diburu adalah tisu toilet. Saking larisnya, beberapa supermarket besar, seperti Woolworths dan Coles, harus membatasi pembelian bagi setiap konsumen. Tagar #ToiletPaperEmergency dan #ToiletPaperApocalypse juga muncul di Twitter selama berhari-hari.
Jana Bowden, Associate Professor of Marketing di Macquarie University mengatakan, pemerintah yang mengimbau untuk tak panik membeli tisu toilet malah menimbulkan respons sebaliknya dari publik.
Minggu lalu, pemerintah Australia sudah memberi peringatan akan krisis yang kemungkinan melanda akibat wabah corona, terutama di sektor ekonomi. Kendati, juga disebutkan bahwa masih terlalu dini untuk melihat dampak jangka panjang dari risiko infeksi corona.
Advertisement