Liputan6.com, Jakarta - India memutuskan menutup Taj Mahal, destinasi wisata India terpopuler di dunia. Begitu pula dengan pusat keuangan Mumbai diperintahkan untuk mengurangi 50 persen stafnya sebagai upaya mengontrol penyebaran virus corona baru di negara Asia Selatan itu.
Pemerintah Mumbai juga memberikan kewenangan bagi rumah sakit dan petugas bandara untuk menstempel pergelangan tangan dengan orang-orang yang diperintahkan untuk mengisolasi diri dengan tinta yang tak bisa dihapus. Cap tersebut bertuliskan Home Quarantined dan memperlihatkan waktu hingga kapan ia diwajibkan untuk mengisolasi mandiri.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari South China Morning Post, Selasa (17/3/2020), langkah penutupan Taj Mahal diumumkan pada Senin, 16 Maret 2020, beberapa hari setelah otoritas setempat menutup sekolah, bioskop, mal, gym, dan melarang pertemuan massal.
Maharashtra menjadi kawasan yang paling terpukul di Indonesia dengan jumlah 39 kasus virus corona baru terkonfirmasi. India juga mencatat tiga kematian terjadi di negara bagian Maharashtra akibat virus tersebut. Data itu disampaikan Kementerian Kesehatan Federal.
Sejauh ini, negara tersebut mengonfirmasi 126 kasus terjangkit COVID-19, 22 di antaranya warga negara asing. Pejabat Kementerian Pariwisata menyatakan puluhan ribu orang mengunjungi Taj Mahal setiap hari. Maka itu, sangat krusial bagi Taj Mahaluntuk ditutup sementara waktu.
Bangunan marmer putih itu terletak di utara Kota Agra. Tempat itu menjadi destinasi turis paling populer dan berhasil menarik 7--8 juta kunjungan per tahun. Bangunan yang dibangun pada abad 17 itu didirikan oleh Kaisar Mughal Shah Jahan sebagai prasasti bagi istri ketiganya, Mumtaz Mahal.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Tutup Akses
Tak hanya Taj Mahal, India tercatat menutup 143 monumen dan museum, termasuk Ajanta dan Gua Ellora serta Kuil Siddhivinayak di Mumbai hingga 31 Maret 2020. Hal itu disampaikan oleh juru bicara Kementerian Pariwisata India Nanu Bhasin. Penutupan itu juga berlaku bagi 38 Situs Warisan Dunia UNESCO di India.
Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Prahlad Singh Patel mengatakan keputusan tersebut akan dikaji ulang setelah masa penutupan nanti,Â
"Keputusan ini diambil dengan pertimbangan untuk mencegah penyebaran virus corona. Kami harus menjaga masyarakat aman," kata dia.
India juga memperluas pembatasan perjalanan dan visa. Pemerintah setempat sejak Senin, 16 Maret 2020, menutup akses bagi pengunjung yang datang dari Uni Eropa, Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa, Turki, dan Inggris Raya.
Advertisement