Terinfeksi COVID-19, Perempuan Tiongkok Nekat Naik Pesawat Terbang dari Amerika ke China

Perempuan Tiongkok itu juga berbohong tentang terbang bersama anak dan suaminya yang belakangan terkonfirmasi positif COVID-19.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 24 Mar 2020, 04:01 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2020, 04:01 WIB
Tips tidur nyaman di pesawat saat traveling
Ilustrasi naik pesawat. (Foto: pexels.com)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang karyawati sebuah perusahaan bioteknologi di Amerika Serikat kini menghadapi penyelidikan oleh polisi Beijing. Pangkalnya, ia disangka menyembunyikan informasi kesehatan yang menunjukkan gejala terkena corona COVID-19 saat terbang ke China.

Atas ulahnya, perusahaan perempuan bernama keluarga Li itu dipecat oleh Biogen, perusahaan pembuat obat yang berbasis di Cambridge, Massachusetts. Dalam pernyataan yang diunggah ke Sina Weibo pada Jumat, 20 Maret 2020, perempuan berusia 37 tahun itu memutuskan terbang ke China tanpa mengabari perusahaan dan mengabaikan panduan dari ahli kesehatan.

"Perilakunya melanggar nilai perusahaan dan dia tidak lagi bekerja di Biogen," demikian pernyataan tersebut dikutip dari AsiaOne, Senin, 23 Maret 2020.

Li, perempuan berkewarganegaraan China yang tinggal di Massachusetts terbang ke Beijing pada 12 Maret 2020. Ia bepergian bersama suami dan anak lelakinya untuk mencari pengobatan setelah seorang rekannya di AS dinyatakan positif mengidap COVID-19.

Ia mengalami demam tetapi berbohong kepada kru pesawat tentang kondisi kesehatannya. Ia bahkan meminum obat untuk meredakan demamnya sebelum boarding. Dia juga berusaha menutupi fakta bahwa ia bepergian bersama suami dan anaknya dalam penerbangan yang sama.

Segera setelah dinyatakan positif corona saat tiba di Beijing dan sekarang dirawat, suaminya belakangan juga dinyatakan terinfeksi virus tersebut.

Menurut panduan pemerintah yang dikeluarkan pada Senin, setiap penumpang dari luar negeri harus menjalani pemeriksaan suhu, deklarasi kesehatan, dan penyelidikan epidemiologis di seluruh gerbang pemeriksaan.

Mereka yang menolak menjalani isolasi atau berbohong saat mengisi lembar deklarasi kesehatan di gerbang masuk bakal berhadapan dengan sanksi kriminal. Khusus kasus Li, polisi menginvestigasinya lantaran ia dinilai membahayakan sesama penumpang dalam penerbangannya itu.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Bukan Kasus Pertama

Ilustrasi Perempuan
Atasi rasa rindu pada kekasih saat isolasi diri di tengah pandemi virus corona. (Foto: Unsplash)

Li bukanlah orang pertama yang dipecat karena tidak jujur atas kondisi kesehatannya. Sebelumnya, seorang pekerja Bayer dipecat dan diminta untuk meninggalkan China karena tidak mengikuti perintah karantina berkaitan dengan corona COVID-19.

Setelah kembali ke kediamannya di Beijing pekan lalu setelah datang dari luar negeri, perempuan Australia keturuna Chinar berusia 47 tahun terlihat jogging di sekitar rumahnya tanpa menggunakan masker. Padahal, perempuan bernama Liang itu semestinya menjalani karantina mandiri di rumah selama 14 hari.

Videonya yang mengabaikan perintah karantina akhirnya jadi viral. Bayer China pada Selasa akhirnya memecat perempuan itu.

Liang juga diminta untuk meninggalkan China dalam waktu tertentu. Sementara, izin tinggalnya juga dicabut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya