Dokter di Italia Pernah Temukan Pneumonia Aneh Sebelum COVID-19 Mewabah di China

China diketahui baru melaporkan temuan penyakit baru itu ke Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 31 Desember 2019.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mar 2020, 18:35 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2020, 18:35 WIB
Dedikasi Tenaga Medis Perangi Corona di Italia
Perawat mengenakan alat pelindung diri untuk memulai shift di rumah sakit Cremona, tenggara Milan, Lombardy pada 12 Maret 2020. Jumlah kematian akibat Covid-19 di Italia sekarang yang tertinggi di dunia, menyalip China tempat wabah ini pertama kali. (Paolo MIRANDA/AFP)

Liputan6.com, Lombardia - China diketahui baru melaporkan temuan Virus Corona jenis baru yang menyebabkan penyakit COVID-19 ke Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 31 Desember 2019. Namun, para dokter umum di Italia mengaku pernah menemukan kasus pneumonia aneh pada awal November 2019.

Dengan temuan itu, Virus Corona jenis baru diduga telah menyebar di beberapa bagian Italia sebelum para dokter menyadari wabah COVID-19 di China.

Laporan itu diterbitkan pada Kamis 19 Maret oleh saluran media AS, National Public Radio (NPR), mengutip Giuseppe Remuzzi, salah satu penulis makalah di The Lancet baru-baru ini mengenai epidemi yang terjadi di Italia.

Menurut laporan itu, beberapa pertanyaan mengapa Italia terkejut ketika wabah virus tersebut kali pertama muncul pada 21 Februari. Remuzzi mengatakan, dia mendengar informasi mengenai hal tersebut dari para dokter umum.

"Mereka ingat pernah melihat kasus pneumonia yang sangat aneh, sangat parah, terutama orang lansia pada Desember dan bahkan November," kata laporan itu mengutip Remuzzi, seperti dilansir Xinhua, Senin (23/3/2020).

"Ini berarti bahwa virus tersebut telah menyebar, setidaknya di (wilayah utara) Lombardia dan sebelum kita menyadari wabah ini terjadi di China."

Remuzzi yakin negara-negara lain dapat memetik pelajaran penting dari Italia, termasuk bagaimana mengubah rumah sakit umum dengan cepat menjadi unit perawatan untuk COVID-19 dengan dokter dan perawat yang terlatih, kata laporan NPR.

Italia melaporkan 6.557 kasus baru COVID-19 pada Sabtu 21 Maret, yang menambah totalnya menjadi 53.578 sejak pandemi tersebut kali pertama muncul di wilayah utara negara tersebut pada 21 Februari, menurut data terbaru yang dirilis oleh Departemen Perlindungan Sipil Italia yang menangani kondisi darurat COVID-19.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

627 Orang di Italia Tewas dalam Sehari

FOTO: Truk-Truk Militer Italia Angkut Korban Meninggal COVID-19
Petugas membawa peti mati berisi jasad korban virus corona COVID-19 yang diturunkan dari truk militer di pemakaman Ferrara, Italia, Sabtu (21/3/2020). Konvoi truk militer membawa korban meninggal COVID-19 dari Bergamo, kota pusat penyebaran COVID-19 di Italia. (Massimo Paolone/LaPresse via AP)

Italia melaporkan 627 kematian akibat Virus Corona (COVID-19) dalam satu hari. Lonjakan kematian tersebut adalah yang tertinggi di Italia. Dua hari lalu, ada 475 meninggal dalam sehari.

Dilansir Business Insider, Sabtu 21 Maret, total kematian di Italia kini sudah menembus 4.000 orang. Pasien meninggal di negara itu juga sudah melewati China.

Berdasarkan data resmi, angka kematian di China adalah sekitar 3.200 orang. China pun sudah mengirimkan bantuan medis ke Italia untuk menjinakan Virus COVID-19.

Angka kematian tertinggi dalam sehari di Italia juga mengalahkan China. Jumlah kematian terbanyak di China dalam sehari adalah 150 orang pada bulan lalu.

Sejauh ini ada 47.021 orang terinfeksi COVID-19 di Italia. Pasien di Italia adalah yang tertinggi kedua di dunia setelah China.

Penyebaran COVID-19 di Italia awalnya terjadi di Lombardia dan Veneto. Lombardia disebut terlambat memeriksa pasien yang tak mengalami gejala.

Pada 10 Maret lalu, Perdana Menteri Giuseppe Conte akhirnya menerapkan lockdown nasional yang berlangsung hingga awal April nanti dan berpotensi diperpanjang. Sementara itu, petugas kesehatan di China mengaku kaget melihat lockdown yang kendor. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya