Liputan6.com, Jakarta - Wabah corona Covid-19 bukan hanya mengancam kesehatan orang banyak tapi juga mengguncang perekonomian dunia. Sejak COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi oleh Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) pada awal Maret 2020, kehidupan banyak orang pun berubah.
Anjuran karantina mandiri maupun work from home (WFH) memang bisa dilakukan sejumlah orang. Namun bagi mereka yang pekerjaannya tak bisa dilakukan di rumah, tentunya membuat perekonomian mereka terganggu.
Saat ini sudah banyak toko, pusat perbelanjaan maupun pabrik yang tutup, demi memutus rantai penyebaran virus. Salah satu yang terdampak dari pandemi corona adalah Karex Bhd, perusahaan Malaysia yang termasuk produsen kondom terbesar di dunia.
Advertisement
Baca Juga
Karex Bhd terpaksa menutup tiga pabriknya selama lebih dari satu minggu setelah pemerintah Malaysia mengeluarkan kebijakan lockdown. Selama periode tersebut tidak ada satupun kondom yang diproduksi Karex Bhd. Buntutnya, cepat atau lambat alat kontrasepsi ini akan jadi barang langka di pasaran.
Mungkin kini Anda masih bisa menemukan beberapa kondom di apotek atau toko terdekat, tapi tak lama lagi Anda mungkin akan sulit menemukannya lagi dan sangat mahal harganya, karena ada penurunan produksi 100 juta kondom di seluruh dunia.
Dilansir dari People, Karex Bhd memproduksi sedikitnya satu dari lima kondom di dunia. Produk-produk mereka dipasarkan sejumlah brand ternama, termasuk Durex.
Perusahaan yang berdiri sejak 1988 ini juga menyuplai kebutuhan kondom untuk program pencegahan HIV/AIDS dan pengendalian populasi yang diprakarsai PBB lewat UN Population Fund.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Sulit Penuhi Permintaan
Untuk itu, pemerintah Malaysia akhirnya mengambil kebijakan yaitu Karex Bhd sudah diizinkan beroperasi kembali mulai 27 Maret 2020. Namun mereka hanya boleh mempekerjakan 50 persen tenaga kerja, dalam rangka social dan physical distancing.
Bisa dipastikan ketersediaan kondom akan berkurang drastis karena hal ini. Chief Executive Karex Bhd Goh Miah Kiat mengatakan produsen akan kesulitan memenuhi permintaan dengan kapasitas produksi yang kini dipangkas hingga setengahnya.
Bukan hanya Karex Bhd, banyak juga pabrik kondom di China yang terpaksa tutup atau jumlah produksinya dikurangi.
CEO DKT International Chris Purdy mengungkapkan Covid-19 telah memengaruhi setiap rantai suplai untuk berbagai produk kesehatan seksual dan produksi. Mulai dari ketersediaan bahan mentah sampai pengiriman ekspedisi ke mancanegara.
Permintaan kondom memang masih sangat kuat, karena suka atau tidak, kondom masih menjadi barang yang penting untuk dimiliki. Ditambah lagi di saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, kemungkinan banyak orang sedang tidak berencana untuk memiliki momongan.
Advertisement