Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona COVID-19 yang terjadi di Turki rupanya jadi berkah tersendiri. Salah satunya dengan meningkatnya penjualan cuka anggur cappadocia.
Cuka anggur diproduksi tanpa menggunakan bahan kimia tambahan dengan menyimpannya di gudang-gudang yang diukir dari bebatuan di hotspot wisata Cappadocia. Cuka tersebut kini sangat diminati di tengah pandemi virus corona, seperti dikutip dari Hurriyet Daily News, Kamis, 16 April 2020.
Advertisement
Baca Juga
Buah anggur yang ditanam di kebun-kebun di wilayah tersebut pertama kali diperas dan kemudian berubah menjadi jus anggur tanpa fermentasi (stum).
Setelah itu, ditempatkan di ruang bawah tanah yang diukir batu dengan serbuk gergaji yang mengandung bakteri cuka yang dihasilkan dari kayu hornbeam di musim gugur. Cairan yang akan menjadi cuka setelah difermentasi, dibawa ke tangki penyimpanan.
Cuka yang diperoleh dengan metode tradisional dimasukkan ke dalam botol dan dikemas setelah beberapa minggu. Cuka yang tidak memiliki bahan kimia tambahan lebih disukai karena kaya akan rasa dan aroma.
500 Ribu Liter Cuka
Mehmet Armagan, pemilik fasilitas itu menyatakan bahwa ada permintaan yang tinggi setelah wabah virus corona untuk cuka, yang juga dapat digunakan sebagai disinfektan alami, dan mereka berusaha mengikuti pesanan.
Dia mengatakan bahwa mereka tidak memproduksi pada kuartal pertama pada tahun-tahun sebelumnya selama musim dingin karena kurangnya permintaan. Tetapi setelah wabah corona muncul dan sampai di Turki, mereka mulai memproduksi 500 ribu liter cuka dalam tiga bulan pertama tahun ini.
Anggur telah diproduksi di wilayah Cappadocia, terkenal karena 'cerobong asapnya' selama hampir 2.000 tahun.
Anggur digunakan untuk disimpan di ruang bawah tanah di mana botol cuka disimpan saat ini. Perusahaan-perusahaan anggur masih beroperasi di wilayah itu, dengan gudang bawah tanah mereka telah membuka ruang untuk botol-botol cuka.
Advertisement