Liputan6.com, Jakarta - Pangeran William mengungkapkan bahwa menjadi seorang ayah membuatnya merasakan kembali trauma kematian ibunya, Putri Diana atau Lady Diana.
Peristiwa tersebut memang terjadi hampir 13 tahun lalu, tapi masih membekas di benak banyak orang, terutama keluarganya. Putri Diana meninggal dalam kecelakaan mobil di Paris pada 1997.
Advertisement
Baca Juga
Saat itu, Pangeran William baru berusia 15 tahun, sedangkan Harry masih 13 tahun. Tragedi itu terjadi setahun setelah Diana bercerai dari Pangeran Charles.
Saat ini, Duke of Cambridge telah menjadi orangtua dari tiga orang anak, Pangeran George, Puteri Charlotte dan Pangeran Louis, hasil pernikahannya dengan Kate Midlleton pada 2011.
William mengaku, perasaan emosional dari peristiwa traumatis itu dapat muncul kembali setelah menjadi orangtua. Meski begitu, William dan Kate saling mendukung selama masa-masa sulit tersebut.
Kakak Pangeran Harry itu berbicara kepada mantan pesepakbola profesional Marvin Sordell dalam sebuah dokumenter BBC tentang kesehatan mental.
Waktu Tersulit dalam Hidup
Awalnya, mantan striker Bolton, Wanderers Sordell, menggambarkan masa-masa menjadi seorang ayah sebagai waktu tersulit dalam hidupnya.
Ia berjuang dengan emosinya dan merasa itu menantang karena Sordell tidak tumbuh bersama seorang ayah. Sementara William menjawab bahwa baginya memiliki anak adalah momen yang sangat mengubah hidupnya.
"Dan aku setuju denganmu, aku pikir ketika kamu telah melalui sesuatu yang traumatis dalam hidup - dan itu seperti yang kamu katakan ayahmu tidak ada di sana, ibuku sekarat ketika aku masih muda. Emosimu kembali dengan cepat karena itu fase kehidupan yang sangat berbeda," tutur pria berusia 38 tahun tersebut, seperti dilansir dari BBC, Jumat (29/5/2020).
Pangeran William mengatakan bahwa emosi trauma itu dapat muncul tiba-tiba tanpa diharapkan atau pikirkan sebelumnya. "Menjadi orangtua termasuk salah satu momen paling menakjubkan dalam hidup tetapi juga yang paling menakutkan," ucap William.
Advertisement