Liputan6.com, Jakarta - Perubahan keseharian selama pandemi mau-tak mau berimbas ke berbagai bidang. Dengan waktu lebih banyak di rumah, ragam kegiatan dipilih untuk tetap menyibukkan diri, dan berkebun menjelma jadi salah satu opsinya.
Sementara beberapa orang memutuskan hobi ini sebagai bagian dari ketahanan pangan, ada pula yang memanfaatkannya untuk mendekorasi rumah. Memanfaatkan media tanam, entah tanah atau air, kemudian ada tanaman-tanaman hias yang masuk dalam kategori paling laris selama pandemi.
"Tanaman sudah jadi kebutuhan karena kita butuh oksigen, terutama di kota besar. Sekarang kayak harus ada (nuansa) hijau di rumah. Biarpun hanya (luas) 1x1 (meter persegi), harus ada rumput atau tanaman di rumah," kata owner growandgrow, Putri Anugeraheni, ketika dihubungi Liputan6.com, Rabu, 29 Juli 2020.
Advertisement
Baca Juga
Berbicara tentang tanaman hias paling diburu, Putri menyebut Monstera variegata, Philodendron. Melanochrysum. sirih gading, sirih lemon, dan lidah mertua. Secara singkat, tanaman masuk dalam kategori pembersih udara.
Sedangkan, menurut owner Rimbunn Plants, Deane, selain nama-nama tersebut, sejenis pakis-pakisan dan Rhaphidophora tetrasperma pun tak kalah menarik perhatian publik.
"Banyak orang yang kantornya pindah ke rumah. Biasanya di kantor kan pemandangannya sudah enak, di rumah, meja kerja kosong. Makanya dihias pakai ragam tanaman," kata Putri.
Sementara, bagi golongan para ibu, mereka biasanya akan mendekorasi ulang taman di rumah memanfaatkan tanaman langka.
Dengan banyaknya pemain baru, Putri menyebut tren tanaman hias sebenarnya tak hanya yang mahal atau langka saja, namun juga yang perawatannya mudah.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Berapa Sih Harganya?
Selaras dengan narasi Putri terkait tanaman yang perawatannya tergolong mudah, Deane pun berpendapat tanaman yang paling banyak dicari termasuk yang sedang hits di kalangan pecinta tanaman.
"Sepengetahuan saya, beberapa tanaman jadi hits karena kelangkaan jenisnya, sehingga jadi suatu kebanggaan jika bisa memiliki beberapa tanaman hits tersebut," ungkap Deane.
Menurut Putri, selama pandemi, permintaan tanaman lebih beragam. Tapi, tak jarang juga yang lebih ke arah koleksi di satu jenis. "Misal, sudah punya pisang kipas, boleh dong punya pisang karibay," tuturnya.
Demi memenuhi permintaan pasar, selain membeli langsung ke petani, pihaknya juga melakukan pembibitan sendiri. "Bahkan, pot plastik pun tidak selengkap sebelum pandemi. Jadi, naiknya permintaan tanaman juga berpengaruh ke banyak komponen lain," terangnya.
Item yang dimaksud antara lain pot, media tanam, permintaan pupuk, pengilap daun, hingga vitamin anti-stres untuk tanaman. Selain menjual tanaman, growandgrow juga mengerjakan proyek lanskap yang baru kembali aktif bulan lalu.
"Kami juga sewakan tanaman ke mal, apartemen, maupun kafe," katanya. Soal harga, kata Putri, jenis tanaman terbilang terjangkau dibanderol di bawah Rp100 ribu.
Sedangkan, ada pula tanaman langka yang harganya mencapai Rp8 juta--Rp10 juta. "Sekarang layanan chat untuk maintenance pun ramai karena setelah berhasil dengan tanaman murah, ada yang mau coba rawat tanaman langka," tuturnya.
Advertisement